kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat Kredit Macet Kendaraan yang Ditarik Sejumlah Multifinance Meningkat Tahun Lalu


Sabtu, 04 Februari 2023 / 15:45 WIB
Akibat Kredit Macet Kendaraan yang Ditarik Sejumlah Multifinance Meningkat Tahun Lalu
ILUSTRASI. Jumlah kendaraan yang ditarik multifinance di 2022 bertumbuh./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/06/2022


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pembiayaan multifinance tercatat terus turun, ternyata jumlah kendaraan yang ditarik oleh beberapa perusahaan multifinance karena kredit macet juga mengalami pertumbuhan. 

Sebut saja, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang mencatat sepanjang 2022 ada penarikan unit dari nasabah tercatat sebanyak 1652 unit. Angka tersebut naik 17% bila dibandingkan tahun 2021 dimana tercatat sebesar 1403 unit. 

“Tetapi bila dibandingkan realisasi kredit berdasarkan total nasabah yang peningkatannya 20%, pengembalian unit masih terbilang lebih kecil,” ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman.

Ristiawan menyebut kondisi penarikan unit ini tampaknya tak akan banyak berubah di tahun ini. Meskipun, pihaknya bakal tetap memperkuat scoring system yang diperketat untuk menyeleksi kualitas nasabah.

Baca Juga: Kredit Kendaraan Bermotor Perbankan Tumbuh Positif di 2022, Begini Prospeknya di 2023

“Kita mengharapkan kualitas nasabah yang kita bukukan tidak akan berubah kualitas nya bahkan membaik,” imbuhnya.

Di sisi lain, hasil penjualan lelang dari unit-unit yang ditarik tersebut tercatat Rp 197 miliar di 2022 atau naik sebesar 3% dari angka penjualan balai lelang tahun 2021 dimana tercatat sebesar Rp 191 miliar.

Meskipun tumbuh, ia melihat ada perlambatan dikarenakan peminat kendaraan lelangan sedikit menurun di 2022. Menurutnya, Ini merupakan dampak program stimulus dari pemerintah untuk kendaraan mobil baru.

Sementara itu, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mencatat total tarikan kendaraan karena kredit macet atau bermasalah selama 2022 sebesar 6.300 unit.  Secara rinci, unit kendaraan yang ditarik terdiri dari 90% motor dengan dominasi matic. Sisanya merupakan mobil dengan dominasi tipe passanger.

“Tren 2023 kira-kira masih tetap didominasi oleh motor dengan jenis serupa sejalan target pembiayaan 2023 yang masih fokus pada kepemilikan motor baru,” ujar Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa.

Selama 2022, Cincin juga menyebut WOM  Finance berhasil melakukan penjualan lelang unit kendaraan tarikan sebanyak 6.100 unit atau setara dengan nilai Rp 112 miliar dengan angka recovery rate masih  di atas 95%. 

“Rata-rata turn over unit lelang dari waktu penarikan sampai proses lelang cukup singkat kurang dari 2 bulan dikarenakan demand kendaraan bekas (mobil/motor) yang masih cukup baik,” ujarnya.

Cincin melihat untuk jumlah kendaraan yang ditarik secara unit kemungkinan bisa sama atau lebih banyak. Itu sejalan dengan optimisme WOM Finance untuk menaikkan target penjualan di tahun 2023 senilai Rp 6,3 triliun.

“Dengan posisi NPL di level 1,65% dan dengan kenaikan jumlah sales kita yang optimis akan naik, sudah pasti jumlah unit tarikan bisa lebih banyak,” imbuhnya.

Baca Juga: Mayoritas Pembiayaan Multifinance di 2022 Didominasi oleh Segmen Konsumtif

Tak hanya menarik kendaraan, Cincin bilang WOM Finance juga melakukan hapus buku sepanjang 2022 dengan nilai sebesar Rp 160 miliar. Ia bilang nilai tersebut signifikan turun dari 2021 sebesar Rp 225 miliar yang berdampak cukup signifikan pada profitabilitas perusahaan.

Sedikit berbeda, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menyebut sepanjang tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun 2021 jumlah kendaraan yang ditarik mengalami penurunan cukup besar kurang lebih sebesar 40%.

Deputi Direktur, Chief of Credit, Collection & Legal Officer Adira Finance Denny Riza bilang kondisi ini menunjukkan bahwa dampak Covid-19 di 2022 sudah mengalami perbaikan.  Lebih lanjut, ia melihat jumlah kendaraan yang ditarik di 2023 akan cukup dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia. 

“Apabila kondisi ekonomi stabil maka kualitas kredit akan tetap terjaga, sehingga kemungkinan prosentase peningkatan penarikan unit akan kecil,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×