kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aliran kredit konsumsi naik 10%-11%


Jumat, 03 Agustus 2018 / 10:26 WIB
Aliran kredit konsumsi naik 10%-11%


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju kredit konsumsi tetap konsisten sejak awal 2018 hingga Juni ini. Penjaga pertumbuhan kredit konsumsi adalah kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit multiguna.

Pada awal 2018, kredit konsumsi tumbuh 10,4% atau senilai Rp 1.381,4 triliun. Setiap bulan, kredit konsumsi tetap stabil dengan kisaran pertumbuhan antara 10%–11%. Terakhir, kredit konsumsi tumbuh 10,6% per Juni 2018 atau senilai Rp 1.444,8 triliun.

Bank Central Asia (BCA) sebagai pemain kredit konsumsi optimistis, permintaan kredit ini bakal lebih deras di semester II-2018. Saat ini, sebanyak 25,92% pinjaman BCA mengalir ke kredit konsumsi.

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, mayoritas kredit konsumsi BCA mengucur ke KPR dengan porsi 58,2%. Sisanya, utnuk kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor.

Bank berkode saham BBCA ini mencatat nilai kredit konsumsi sebesar Rp 128,15 triliun. Atau naik 6,0% per semester I-2018, dibandingkan dengan posisi Rp 120,95 triliun di semester I-2017.

Senada, Bank BNI memprediksi, kredit konsumsi akan lebih tinggi di separuh kedua 2018 ini. Untuk itu, BNI mengincar pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 15% hingga akhir 2018.

Target tersebut sejalan dengan realisasi kredit konsumsi BNI sebesar 12,6%. Atau senilai Rp 75,48 triliun per semester I-2018, dibandingkan posisi Rp 67,04 triliun di semester I-2017.

Penopang kredit konsumsi BNI adalah payroll loan yang tumbuh 50,8% atau mencapai Rp 21,74 triliun. Sedangkan, penyaluran kredit otomotif dan cash collateral turun drastis masing-masing minus 48,3% dan 41,5%.

Vice President Kredit Konsumer BNI Egos Mahar mengatakan, untuk mendongkrak kenaikan kredit konsumer, bank berlogo angka 46 itu masih mengandalkan KPR dan payroll loan. "KPR dan payroll loan memiliki komposisi yang besar mencapai 97% terhadap total kredit konsumer," katanya (2/8).

Sementara itu, Bank Bukopin menargetkan kredit konsumer naik 10% di tahun 2018. Kenaikan ini akan disumbang oleh bisnis konsumer seperti kartu kredit, kredit pensiunan, KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Adhi Brahmantya, Direktur Bank Bukopin mengatakan, pihaknya telah menyalurkan kredit konsumsi senilai sekitar Rp 10,7 triliun. Salah satu penyumbang kredit konsumsi terbesar adalah KPR dengan nilai pinjaman sekitar Rp 2,3 triliun.

Di KPR, bank berkode saham BBKP ini lebih membidik pasar pada pembeli rumah pertama. Targetnya adalah profesional muda.

Hakim Putratama, Sekretaris Perusahaan Bank Jawa Barat Banten (BJB) menuturkan, setidaknya kredit konsumsi mampu tumbuh sebesar 9% sampai 10% hingga akhir tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×