kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Amar Bank Jajaki Pembiayaan ke Sektor Perfilman


Jumat, 04 Juli 2025 / 14:19 WIB
Amar Bank Jajaki Pembiayaan ke Sektor Perfilman
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) menaruh perhatian ke industri kreatif terutama industri perfilman Indonesia dengan menjadi mitra utama dari perhelatan JAFF Market 2025 powered by Amar Bank yang diselenggarakan pada 29 November hingga 1 Desember 2025. 

Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan, keikutsertaan Amar Bank dalam perhelatan ini sebagai bentuk peran aktif perusahaan dalam mendekatkan teknologi finansial dengan ekosistem kreatif.

"Komitmen ini bukan hanya tentang memperluas layanan, melainkan tentang memahami secara mendalam bagaimana sektor ini bekerja, apa yang dibutuhkan pelakunya, dan bagaimana perbankan digital bisa menjadi bagian dari penguatan struktur ekosistem yang tepat," ungkap Vishal dalam siaran pers, Jumat (4/7).

Vishal menilai bahwa industri kreatif, terutama perfilman merupakan sektor strategis dengan potensi pertumbuhan yang besar. Namun menurutnya, sektor ini belum mendapat perhatian yang proporsional dari pelaku industri keuangan, padahal ini bisa membuka peluang yang besar untuk berinovasi. Dengan pendekatan yang tepat, industri ini memiliki ruang yang luas untuk didukung dan tumbuh secara berkelanjutan.

Baca Juga: Amar Bank Kucurkan Dividen Rp 95,47 Miliar

“Keterlibatan Amar Bank di sektor ini bukan semata soal ekspansi layanan, tapi bagian dari komitmen kami untuk mendekatkan teknologi finansial dengan ekosistem kreatif secara utuh. Kami percaya, pertumbuhan industri seperti film akan jauh lebih berkelanjutan jika didukung oleh sistem yang memahami ritme kerjanya,” ujar Vishal.

Industri film Indonesia memang tengah menunjukkan pertumbuhan positif, dengan lebih dari 80 juta penonton sepanjang 2024 dan telah melampaui 35 juta penonton hingga Mei 2025. Pencapaian ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu pasar film terbesar di dunia dan mencerminkan tingginya antusiasme terhadap karya lokal.

Di tengah perkembangan ini, film mulai dipandang sebagai sektor penting dalam ekonomi kreatif nasional. Namun, industri ini masih menghadapi tantangan struktural, seperti perlunya penguatan infrastruktur pendukung, ritme kerja berbasis proyek, ketergantungan pada kekayaan intelektual, dan kompleksitas produksi yang memerlukan pendekatan lintas sektor yang berbeda dari industri konvensional.

Sementara itu, laporan PwC Indonesia dan LPEM FEB UI bertajuk Dampak Ekonomi Industri Layar di Indonesia – Sebuah Peluang menunjukkan bahwa sebagian besar akses pendanaan masih tersentralisasi pada rumah produksi besar. Kondisi ini mendorong perlunya kebijakan dan kolaborasi baru, termasuk skema pendanaan berbasis IP yang lebih inklusif serta pemahaman lintas sektor tentang penciptaan nilai dalam industri kreatif.

Perhatian regulator pun meningkat; melalui program Infinity 2.0, OJK menetapkan ekonomi kreatif, termasuk industri film sebagai sektor prioritas dalam pengembangan sistem keuangan inovatif. Ini membuka peluang kolaborasi antara pelaku kreatif dan sektor keuangan digital untuk menciptakan ekosistem yang adaptif dan berkelanjutan.

Hal ini lah yang mendorong Amar Bank untuk menyasar sektor potensial seperti sektor industri kreatif dan perfilman ini. JAFF Market 2025 dinilai sebagai forum yang dapat membuka ruang untuk menjalin dialog langsung dengan pelaku industri, serta memetakan kebutuhan riil yang ada di lapangan.

Baca Juga: Tumbuh 15%, Bank Amar Salurkan Kredit Rp 3,18 Triliun di Kuartal l 2025,

Fokus Amar Bank adalah menciptakan ekosistem dukungan yang lebih adaptif melalui inovasi berbasis teknologi dan data, serta memperkuat posisi bank sebagai mitra strategis pengembangan ekonomi kreatif nasional.

Josua Sloane, Senior Vice President MSME Amar Bank menambahkan, Amar Bank terus mengeksplorasi peran teknologi dan data dalam memperkuat struktur dukungan terhadap industri kreatif.

“Kami melihat potensi besar dalam penerapan sistem penilaian berbasis performa IP, manajemen cash flow proyek, hingga pemanfaatan analitik untuk membantu proses kreatif berjalan lebih efisien dan terukur,” jelasnya.

Sebagai institusi keuangan digital dengan lebih dari 50% portofolio difokuskan pada sektor UMKM dan mayoritas dialokasikan pada bidang produktif, Amar Bank kini mulai menempatkan ekonomi kreatif sebagai area fokus berikutnya. Pendekatan yang digunakan mengedepankan pemanfaatan data, teknologi, serta kolaborasi terbuka untuk memperluas dampak secara sistemik.

Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha, menyatakan harapannya agar semakin banyak pelaku industri film yang memperoleh akses pembiayaan yang tepat dan berkelanjutan.

“Hanya sedikit pihak di Indonesia yang melihat investasi di industri film sebagai langkah strategis yang menguntungkan. Saya mengapresiasi visi luar biasa Amar Bank yang berani melihat potensi besar sektor ini.” ujarnya.

Dengan pendekatan berbasis pemahaman, dukungan teknologi, dan semangat kolaborasi, Amar Bank menunjukkan bahwa dukungan terhadap ekonomi kreatif tak harus seragam. Yang dibutuhkan adalah pendekatan yang relevan, realistis, dan mau tumbuh bersama pelaku industri, khususnya perfilman di Indonesia.

Selanjutnya: Jaga Transparansi Kelola Tambang Emas, NHM Lolos Verifikasi Kawasan Hutan

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok di Jabodetabek 5-6 Juli, Hujan Lebat di Daerah Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×