kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Amartha Tetap Optimistis Salurkan Pembiayaan Produktif Meski Porsi Nasional Menurun


Kamis, 22 Mei 2025 / 17:13 WIB
Amartha Tetap Optimistis Salurkan Pembiayaan Produktif Meski Porsi Nasional Menurun
ILUSTRASI. Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - BALI. OJK mencatat outstanding pembiayaan yang disalurkan fintech peer to peer (P2P) lending kepada sektor produktif mencapai Rp 28,09 triliun atau 35,10% per Maret, mengalamai penurunan dibanding Februari yang mencapai 36,53%. 

Menanggapi hal ini, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto, menilai fluktuasi tersebut merupakan dinamika yang wajar terjadi dalam industri pembiayaan digital. 

“Kalau naik turun itu wajar, ada periodenya, apalagi angkanya juga tidak besar. Setiap fintech akan menyikapi dengan menyesuaikan model bisnisnya masing-masing,” ujar Aria saat ditemui usai acara The 2025 Asia Grassroots Forum, Kamis (22/5).

Baca Juga: Amartha Mikro Fintek (Amartha) Telah Salurkan Permodalan Rp 28 Triliun

Ia menegaskan bahwa Amartha tetap konsisten menyalurkan pembiayaan produktif, khususnya ke segmen ultra mikro yang menjadi fokus utama perusahaan. Menurutnya, Amartha melakukan pendekatan yang sangat spesifik dan granular, termasuk mempertimbangkan sektor-sektor usaha yang masih prospektif meski daya beli masyarakat menurun.

“Amartha masih optimistis dan akan terus memberikan dukungan kepada pengusaha mikro dengan menyalurkan pembiayaan kepada mereka. Target penerima kami berada di kisaran Rp 5 juta sampai Rp 15 juta,” ujar Aria.

Terkait target penyaluran sepanjang tahun ini, Amartha tetap menargetkan pertumbuhan dua digit. Namun demikian, Aria menegaskan bahwa yang lebih penting bukan sekadar pertumbuhan angka, melainkan kualitas pembiayaan dan dampaknya terhadap pelaku usaha.

Baca Juga: Mengintip Strategi Amartha Cegah Gagal Bayar para Borrower

“Yang kami pentingkan adalah kualitas dulu. Apakah pembiayaan itu bisa bantu pelaku usaha mikro berkembang, meningkatkan omzet, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka. Visi kami adalah menciptakan kesejahteraan yang lebih merata,” tegasnya.

Sementara itu, menyikapi posisi rasio non-performing loan (NPL), Aria menyebut NPL Amartha saat ini berada di kisaran 3%, atau masih jauh di bawah ambang batas kesehatan industri fintech lending sebesar 5% yang ditetapkan OJK. 

“Kalau NPL 2%–3% masih wajar. Tapi tetap, kami jaga kualitas sesuai dengan target pertumbuhan. Saat ingin tumbuh lebih besar, kami perlu lebih selektif karena ada sektor-sektor yang berisiko lebih tinggi,” jelasnya.

Ia juga menanggapi pandangan yang menyebut pembiayaan konsumtif lebih aman dibanding produktif. Menurut Aria, justru sebaliknya. 

“Kalau konsumtif tidak ada jaminan bahwa modal digunakan untuk menghasilkan uang. Sementara di pembiayaan produktif, dana dipakai untuk usaha, jadi risikonya justru lebih rendah. Karena itu, Amartha fokus di sektor produktif,” tutupnya.

Baca Juga: Amartha Terapkan Strategi Ini Dalam Menyalurkan Pembiayaan ke Segmen Ultra Mikro

Selanjutnya: Pemerintah Wacanakan Insentif PHEV, Apakah BYD Minat?

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (23/5), Daerah di Jakarta Ini Waspada Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×