kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.876   4,00   0,03%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Ambil alih bank kecil berkinerja bagus, OJK akan utamakan investor lokal


Kamis, 16 Desember 2021 / 06:30 WIB
Ambil alih bank kecil berkinerja bagus, OJK akan utamakan investor lokal


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah perbankan di Tanah Air yang harus melakukan penambahan modal untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022 masih banyak sekali.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sebagian besar pola penambahan modal yang dilakukan oleh bank-bank kecil terutama yang semula masih BUKU I adalah dengan mendatangkan investor strategis. Bahkan, ada yang melakukan konsolidasi strategis dengan bank-bank lokal besar. 

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo menekankan, ÓJK akan mengutamakan memberi izin kepada investor lokal dalam mengambil alih bank-bank kecil ini, terutama bank yang punya kinerja bagus. 

"Jangan sampai bank yang bagus ini dikasih ke asing. Itu tidak benar. Harus ada kerja bakti dululah kalau asing mau ambil," kata Slamet Edi dalam webinar Arah Bisnis 2022, Selasa (15/12).

Baca Juga: Sambut Nataru, BCA siapkan uang tunai Rp 33,2 triliun dan buka layanan secara normal

Adapun konsolidasi strategis yang sudah terealisasi diantaranya BCA mencaplok Bank Royal yang kini telah bertransformasi menjadi BCA Digital dan Grup Bank Mega mengambil alih PT Bank Harda Indonesia Tbk yang kini berganti nama jadi PT Allo Bank Indonesia Tbk. Terbaru, kata Slamet, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan mengakuisisi Bank Mayora. 

Sementara investor strategis yang masuk juga sudah mulai marak seperti Grup Shoppe yang mengambil alih Bank Kesejahteraan Ekonomi yang kini sudah berubah nama menjadi Sea Bank Indonesia. Slamet bilang, masih ada beberapa lagi investor strategis yang akan masuk. 

Seperti diketahui, Kredivo sebelumnya juga sudah mencaplok 40% saham PT Bank Bisnis Indonesia Tbk, lalu Ajaib mengakuisisi 24% saham PT Bank Bumi Arta Tbk, dan Emtek Group saat ini masih dalam proses menyelesaikan akuisisi 93% saham PT Bank Fama Internasional. 

Selain itu, ada pula bank yang memilih melakukan mekanisme penghimpunan dana di pasar modal untuk memenuhi aturan permodalan tersebut. Namun, OJK memilih untuk ketat dalam memberikan perizinan.

Baca Juga: Pendanaan yang didapat MUF dari perbankan terus bertumbuh

"Kalau mau fund rising di pasar modal, kami akan melihat arah bisnis ke depannya seperti apa. Kami akan mewaspadai bank-bank yang nantinya tidak punya ekosistem, pertumbuhan ke depannya tidak akan sustain.  Kita harus hati-hati karena kalau tidak sustain bisa bahaya (ke industri)," jelas Slamet. 

OJK menyakini bank-bank yang tidak punya ekosistem dan masuk ke area digitalisasi tidak akan bertahan lama. Daya saingnya akan terbatas karena setiap investasinya juga akan terbatas sehingga pada akhirnya bank tersebut tidak akan bisa melakukan kompetisi bisnis dengan pihak lain.

Slamet bilang, bank-bank yang tidak punya ekosistem ini dikhawatirkan hanya akan memainkan isu bank digital saja dan pada akhirnya bisa bisa merusak pasar dan menimbulkan kekecewaan pada masyarakat yang sudah membeli sahamnya.

"OJK akan tetap ikut menjaga, jangan sampai saham-saham mereka hanya dibakar-bakar saja, ikut digoreng  dengan masalah isu dengan rumor di belakangnya ada investor ini investor itu padahal faktanya tidak. Itu sudah sering terjadi dan kita tegor," ujar Slamet.

Slamet mengungkapkan, sebagian besar bank yang memiliki kantor pusat di dalam negeri sudah punya arah untuk penambahan modal dan arah untuk pengembangan bisnisnya.

Bagi OJK, bank KBMI I juga bisa berkembang asalkan bank tersebut memiliki keunggulan bisnis. Misalnya, bank tersebut fokus di segmen otomotif, memiliki ekosistem dan jelas siapa kompetitor dan  investor di belakangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×