Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai sebuah grup, kinerja bank-bank besar di Indonesia tak terlepas dari peran anak usaha. Sedikit atau banyak, mereka turut berkontribusi pada laba induk usahanya.
Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang baru saja mengumumkan laporan keuangan 2024 dengan catatan laba secara konsolidasi naik 1,31% YoY menjadi Rp 55,78 triliun.
Padahal, jika melihat laba Bank Mandiri saja hanya sekitar Rp 51,14 triliun dan bahkan tumbuh tidak sampai 1% YoY.
“Kinerja perseroan yang baik juga tidak lepas dari kontribusi kinerja perusahaan anak perseroan,” ujar Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo, belum lama ini.
Secara konsolidasi, Sigit menyebutkan keseluruhan perusahaan anak telah membukukan total laba bersih sebesar Rp11,8 triliun di 2024. Capaian tersebut mengalami pertumbuhan 9,28% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Sigit juga mengungkapkan total aset dari perusahaan anak juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan sehat. Tercatat, ada kenaikan aset sebesar 13,5% secara tahunan.
Baca Juga: Banyak yang Blue Chip, Saatnya Pilih Saham Bank Murah, Tren Harga Turun
Hanya saja, Sigit tak menjelaskan secara rinci berapa kontribusi dari masing-masing anak usaha. Ia hanya menekankan bahwa seluruh anak usaha tentu memiliki kinerja yang sejalan dengan Bank Mandiri.
Jika bicara kontribusi terbesar, tentu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi terbesar mengingat labanya senilai Rp 7,01 triliun. Di mana, kepemilikan Bank Mandiri sebanyak 51,5%.
Namun, jika melihat kinerja, tampaknya bisnis multifinance milik Bank Mandiri tampil lebih cemerlang. Ini tercermin dari aset Mandiri Utama Finance yang tumbuh 42,9% YoY dan Mandiri Tunas Finance yang tumbuh 15,9% YoY.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Novita W. Anggraini juga mengungkapkan bahwa peran anak usaha turut membantu kinerja BNI sebagai induk. Adapun, total laba anak usaha BNI tercatat Rp 568,7 miliar atau naik 31,1% YoY.
Sama halnya dengan Bank Mandiri, bisnis di sektor multifinance memiliki kinerja yang ciamik. Laba BNI Finance tercatat sebesar Rp 1,7 miliar di 2024 setelah tahun sebelumnya merugi 102,2 miliar.
Novita pun mengungkapkan bahwa BNI Finance telah mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan. Bagaimana tidak, pertumbuhannya mencapai 88% dalam setahun.
“Kerjasama joint financing antara BNI dan BNI Finance turut berkontribusi terhadap kinerja perseroan” ujar Novita.
Terakhir, ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang kinerjanya juga tak terlepas dari bisnis anak usaha. Di mana, BCA memiliki sekitar sembilan anak usaha sampai saat ini.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja pun mengungkapkan bahwa kontribusi anak usaha yang dimiliki oleh BCA tentu beragam. Menurutnya, itu tergantung berapa lama perusahaan itu sudah berjalan.
Ia mencontohkan BCA Finance yang memberikan kontribusi paling besar hingga mencapai hampir Rp 2 triliun. Itu juga dikarenakan usia yang sudah lama dan bisnisnya sudah besar.
Sementara itu, ia membandingkan kinerja BCA Digital yang masih berumur lima tahun. Di mana, labanya masih cukup kecil yaitu sekitar Rp 100 miliar.
“Dari anak-anak perusahaan ini, tentu kita mengharapkan kontribusi. Nah, besar kecilnya tergantung size perusahaan itu, baru atau lamanya perusahaan itu,” jelas Jahja.
Selanjutnya: Periksa Kurs Dollar-Rupiah di BCA pada Senin (10/2) dan Petunjuk Penukaran Valas
Menarik Dibaca: Kumpulan Ide Kencan Valentine Murah tapi Tetap Berkesan dan Romantis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News