kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Antipasi risiko kredit, bank terus pupuk pencadangan


Senin, 08 November 2021 / 17:31 WIB
Antipasi risiko kredit, bank terus pupuk pencadangan
ILUSTRASI. Nasabah memamfaatkan perangkat digital untuk pelayanan perbankan di kantor cabang Bank Mandiri Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tetap memupuk pencadangan ketika kondisi ekonomi mulai membaik. Hal ini dilakukan sektor perbankan guna mengantisipasi risiko kredit macet akibat pandemi Covid-19. 

PT Bank Mandiri Tbk, misalnya, berhasil menjaga kualitas kredit. Per 30 September 2021, posisi non performing loan (NPL) gross Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menurun 37 basis poin (bps) yoy ke level 2,96%. 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, meski NPL relatif turun, perseroan tetap terus meningkatkan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.486 bps secara tahunan menjadi 230,01%.

"Untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan untuk memastikan relevansi kualitas kredit dengan kondisi eksisting," kata Darmawan beberapa waktu lalu. 

Per September 2021, Bank Mandiri membukukan penurunan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 4,7% yoy dari Rp 15,69 triliun menjadi Rp 16,43 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai. 

Baca Juga: Hingga kuartal III, Bank Mandiri salurkan kredit Rp 18 triliun ke BUMN Karya

Sementara itu, kualitas kredit PT Bank Permata Tbk masih terjaga dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing sebesar 3,3% dan 0,87%, terkoreksi menjadi lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rasio masing-masing sebesar 3,8% dan 1,5%.

Tak hanya itu, bank juga membukukan pencadangan kerugian kredit untuk mengantisipasi potensi kerugian kredit yang dapat terjadi sebagai akibat pandemi yang masih berlangsung.

"Kami mempertahankan rasio NPL coverage sebesar 217%, hampir dua kali lipat dibandingkan rasio NPL coverage tahun lalu sebesar 118%," terang Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant. 

Menurutnya, rasio permodalan Bank Permata adalah yang terkuat di antara 10 besar bank komersial di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 yang masing-masing sebesar 34% dan 26%. 

Hal ini menjadi kunci bagi perusahaan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun inorganik.

PT Bank Tabungan Negara Tbk juga berhasil menjaga kualitas kredit di seluruh segmen. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, NPL gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94% dari 4,56% di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Meski NPL berhasil ditekan, perusahaan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan sebesar 1.410 bps yoy menjadi 125,46% pada akhir September 2021 dari 111,36% di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Selanjutnya: Bank anggota Himbara pantau kualitas kredit BUMN karya dan Garuda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×