Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pemain multifinance pasang strategi untuk mengantisipasi dampak wabah virus corona terhadap bisnis mereka. Khususnya dampak bisnis pembiayaan di sektor-sektor pariwisata.
PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) mengakui, dampak virus corona mulai terasa di sentra pariwisata terutama pembiayaan sektor produktif. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan, pihaknya masih mendata nasabah-nasabah yang berpotensi terkena dampak virus corona.
Baca Juga: Gara-gara corona, rasio kredit macet Multifinance terancam naik
“Dari inventaris nasabah-nasabah tersebut kami bisa melihat gambaran besarnya,” kata Mulyadi kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Kondisi tersebut pengaruhi kualitas kredit serta potensi penurunan pembiayaan. Mengantisipasi hal tersebut, perusahaan akan melakukan pengetatan kriteria underwriting bagi nasabah baru. Sedangkan untuk nasabah tetap, dilakukan monitoring secara berkala.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) awalnya menargetkan pembiayaan multiguna tumbuh dobel digit tahun ini. Ketika itu, Adira Finance belum memperhitungkan rencana bisnis dengan pertimbangan faktor virus corona.
Walaupun akibat wabah tersebut belum berdampak secara langsung bagi bisnis Adira Finance. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila memperkirakan beberapa nasabah Adira Finance yang bekerja di sektor pariwisata merasakan dampaknya.
Baca Juga: Pasar sangat volatil, DJPPR berhati-hati tarik pembiayaan
“Ada dampaknya di daerah-daerah sektor pariwisata yang memang peranan penting bagi ekonomi di daerahnya,” ungkapnya.
PT Mandiri Tunas Finance (MTF) telah melakukan pengujian sistem terhadap dampak virus corona baru bisa ditangani tiga bulan hingga enam bulan mendatang. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo telah menyiapkan empat strategi untuk mengantisipasi dampak tersebut.
Pertama, MTF akan terus memantau nasabah terkait sektor pariwisata misalnya beberapa area seperti Bali, Batam, Pangkal Pinang dan lain-lain. Jika nasabah terkena dampak, maka perusahaan akan memberikan relaksasi kredit atau keringanan. “Untuk pembiayaan mobil kami akan melakukan verifikasi nasabah lebih selektif,” ujarnya.
Baca Juga: ADB komitmen tingkatkan pinjaman untuk Indonesia menjadi US$ 2,7 miliar
Ketiga, MTF juga akan meningkatkan pembiayaan multiguna untuk memenuhi kebutuhan seperti kesehatan, modal kerja, pendidikan dan lainnya. Terlebih, perusahaan sudah mulai menyalurkan pembiayaan untuk alat kesehatan.
Terakhir, perusahaan gencar menawarkan asuransi perlindungan kredit. Jika terdapat nasabah meninggal dunia maka ahli waris tidak pelu meneruskan angsuran karena layanan asuransi telah menutupi pelunasan kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News