kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Gara-gara corona, rasio kredit macet Multifinance terancam naik


Selasa, 03 Maret 2020 / 14:30 WIB
Gara-gara corona, rasio kredit macet Multifinance terancam naik
ILUSTRASI. Ketua APPI Suwandi Wiratno. APPI tengah mengkaji dampak wabah virus corona terhadap bisnis multifinance khususnya di sektor pariwisata. KONTAN/Baihaki/9/10/2014


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) tengah mengkaji dampak wabah virus corona terhadap bisnis multifinance khususnya di sektor pariwisata. Dari kajian tersebut ditemukan potensi penurunan kualitas kredit dan pembiayaan yang disalurkan.

Ketua APPI Suwandi Wiratno menjelaskan, pihaknya masih menghitung berapa besar dampak virus corona terhadap bisnis multifinance di Indonesia. Perhitungan tersebut menggandeng perusahaan riset.

Baca Juga: Dua WNI positif corona, apakah ditanggung BPJS Kesehatan?

“Untuk dampak pastinya ada tapi berapa besarnya, sedang kami mintai bantuan dari salah satu perusahaan riset untuk menghitung. Yang jelas, kualitas kredit di beberapa daerah bisa terkena dampak seperti daerah-daerah sektor pariwisata,” kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).

Kondisi ini berpotensi kenaikan kredit macet (NPF) karena pembayaran kredit dan pembiayaan di sektor pariwisata mulai seret. Terlebih, pasca kasus corona bisnis pariwisata di daerah-daerah juga mandek karena sepi dari wisatawan asing maupun lokal.

“NPF industri multifinance bisa naik, tapi belum kami hitung berapa,” tambahnya.

Baca Juga: Virus corona berpotensi angkat kredit bermasalah bank

Mengantisipasi hal tersebut, asosiasi meminta anggotanya untuk melakukan aktivitas penagihan secara gencar, kemudian membantu nasabah yang akan melakukan penjadwalan ulang pembayaran (reschedule) atau restrukturisasi kredit jika mereka kehilangan pekerjaan dan usahanya terdampak.



TERBARU

[X]
×