Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) masih optimistis dapat mengejar target pertumbuhan pembiayaan tahun ini. Ketua APPI Suwandi Wiranto menyatakan industri multifinance masih bisa mengejar target pembiayaan hingga 6% hingga 7% sampai akhir tahun. Namun tergantung dari industri terkait yang menopang industri multifinance.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan hingga Juni 2019 pembiayaan multifinance mencapai Rp 445,64 triliun. Nilai ini tumbuh 4,29% secara tahunan atau year on year (yoy) dari posisi Juni 2018 senilai Rp 427,32 triliun.
“Kami masih berjuang dan belum merevisi target. Tapi ini (multifinance) kan tergantung industri lain, kalau mereka bisa tumbuh kita juga tumbuh pasarnya. Pembiayaan paling besar untuk kendaraan bermotor dan komoditas terutama CPO yang saat ini sedang turun,” ujar Suwandi.
Baca Juga: Garap nasabah induk perusahaan, CNAF bukukan pertumbuhan pembiayaan 79%
Ia mengakui kinerja pembiayaan multifinance pada paruh pertama 2019, tidak sesuai dengan ekspektasi asosiasi. Hal ini terjadi karena penjualan kendaraan roda empat masih belum tumbuh. Sedangkan kendaraan roda dua sudah tumbuh tapi belum dobel digit.
“Memang ada gangguan terhadap pertumbuhan penjualan di roda empat dan dua. Apakah karena faktor pemilu, kita juga tidak tahu. Tapi yang kita tahu, ini melambat karena daya beli yang turun, harapannya jelang lebaran dan setelah idul fitri itu bisa kencang pembiayaan, tapi tidak terlihat juga,” tambah Suwandi.
Oleh sebab itu, Ia berharap pada paruh kedua 2019 ini, penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat kembali bergairah. Selain itu, ia melihat segmen modal kerja masih memiliki prospek untuk tumbuh, lantaran pembiayaan investasi masih stagnan. Ia menyebut tren pembiayaan di multifinance, bila pembiayaan investasi stagnan maka modal kerja yang naik. Begitu sebaliknya.
Baca Juga: Ditopang pembiayaan multiguna, Buana Finance salurkan pembiayaan Rp 1,7 triliun
“Kendati masih tumbuh 4,29% tapi, pertumbuhan profit baik, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun. Non performing financing (NPF) juga turun. Ini artinya pertanda yang bagus. Kalau pembiayaan lebih oke, maka profit bisa lebih cepat lagi,” jelas Suwandi.
Memang berdasarkan data OJK, BOPO perusahaan multifinance di level 79,41% di Juni 2019. Nilai ini membaik dari pada Juni 2018 di posisi 80,37%. Artinya perusahaan multifinance mampu melakukan efisiensi.
Selain itu, NPF yang tercatat pada level 3,15% pada paruh pertama 2018 lalu juga mampu di tekan menjadi 2,82% pada Juni 2019. Artinya perusahaan multifinance mampu mengendalikan pertumbuhan pembiayaan dengan mengendalikan risiko.
Baca Juga: Sampai bulan Juli, BNI Multifinance catatkan kenaikan pembiayaan sebesar 27,81%
Berkat kinerja ini, industri perusahaan multifinance mencatatkan laba setelah senilai Rp 8,95 miliar. Nilai ini tumbuh 13,43% yoy dari posisi Juni 2018 sebesar Rp 7,89 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News