kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

APPI: Penurunan Suku Bunga Buka Peluang Bagi Multifinance Masuk Pasar Obligasi


Jumat, 27 September 2024 / 19:34 WIB
APPI: Penurunan Suku Bunga Buka Peluang Bagi Multifinance Masuk Pasar Obligasi
ILUSTRASI. Perusahaan pembiayaan memiliki strategi dalam merespons penurunan suku bunga.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 6%, akan membuka peluang baik bagi perusahaan pembiayaan untuk bisa masuk lebih dalam ke pasar obligasi korporasi.  

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiranto menyampaikan bahwa pada dasarnya setiap perusahaan pembiayaan memiliki strateginya masing-masing dalam merespons penurunan suku bunga saat ini. 

“Namun, dengan adanya penurunan suku bunga ini, tentu berpotensi  untuk perusahaan pembiayaan yang biasa menerbitkan obligasi itu, bisa masuk ke pasar obligasi korporasi," ujar Suwandi kepada Kontan.co.id, Kamis (26/9).  

Suwandi menyebutkan, salah satu contoh perusahaan pembiayaan yang berencana akan menerbitkan surat utang adalah PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) atau CIMB Niaga Auto. CNAF akan menerbitkan Sukuk Berkelanjutan Tahap II pada 2025 mendatang.

Baca Juga: Adira Finance Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun Untuk Pembiayaan Konsumen

Kendati begitu, dia mengatakan bahwa CNAF tidak akan menerbitkan sukuk hingga akhir tahun ini, karena perusahaan telah menerbitkan Sukuk Berkelanjutan I Wakalah Bi Al Istithmar dan telah cair pada Juli 2024.  

Tak hanya CNAF, Perusahaan pembiayaan lainnya, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan PT Federal International Finance (FIF) juga memutuskan tidak akan menerbitkan obligasi baru di sisa tahun ini.

“Namun apakah ini merupakan momentumnya ada koreksi terhadap yield yang nantinya bisa mereka tawarkan ke pasar atau tidak, nah itu tergantung pasarnya sendiri, dan tergantung dari rating perusahaan tersebut. Kalau ratingnya bagus tentu dampaknya positif,” imbuhnya. 

Sebagai informasi, pada Agustus 2024, realisasi obligasi industri perusahaan pembiayaan atau multifinance mencapai Rp 18,01 triliun. Angka ini turun dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 25,90 triliun.

Selanjutnya: Harga Emas Diprediksi Sentuh US$ 2.800 di Akhir Tahun

Menarik Dibaca: Destinasi Wisata Ramah bagi Keluarga di Hong Kong ala Tiket.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×