Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan atau multifinance sebesar 7%-8% pada 2025. Adapun angkanya masih sama seperti proyeksi untuk 2024.
Mengenai hal itu, Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno tak memungkiri proyeksi pertumbuhan pada 2025 tersebut juga mempertimbangkan kondisi pasar yang masih belum pulih secepat mungkin. Ditambah adanya berbagai tantangan yang akan menerpa industri pada tahun ini.
Baca Juga: Paylater Perbankan dan Multifinance Diprediksi Bertumbuh pada 2025
"Proyeksi harapannya 7%-8%. Saya tidak berani ambil rentang yang sangat tinggi," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (4/2).
Lebih lanjut, Suwandi mengatakan salah satu tantangan yang akan menerpa industri adalah bayang-bayang masih melemahnya penjualan kendaraan. Dia bilang kinerja industri pembiayaan akan tergantung juga dari performa penjualan kendaraan pada 2025. Sebab, mayoritas kinerja industri ditopang dari pembiayaan kendaraan.
Adapun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil nasional dapat mencapai 900.000 unit pada 2025. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi penjualan mobil nasional pada tahun lalu sebesar 865.723 unit.
"Artinya, saya melihat bahwa tahun ini Gaikindo masih akan mengejar penjualan di angka seperti itu (tak jauh dengan pencapaian tahun lalu). Walaupun harapannya mungkin penjualan bisa menyentuh 1 juta," tuturnya.
Baca Juga: Kinerjanya Kian Membaik, Sejumlah Multifinance Siapkan Penambahan Kantor Cabang
Selain itu, Suwandi mengungkapkan adanya pemberlakuan opsen pajak kendaraan bermotor juga bisa menjadi tantangan bagi perusahaan pembiayaan tahun ini. Awalnya memang kebijakan itu dikhawatirkan membuat penjualan kendaraan turun.
Namun, dengan penerapan opsen pajak yang berbeda-beda setiap daerah, tentu APPI akan melihat kembali kondisi nyatanya di pasar nanti. Lebih lanjut, Suwandi mengatakan potensi pelemahan daya beli masyarakat yang berlanjut juga menjadi salah satu tantangan bagi industri pembiayaan.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan atau multifinance mencapai Rp 530,46 triliun per Desember 2024. Nilai itu tumbuh sebesar 6,82% secara Year on Year (YoY).
Jika ditelaah berdasarkan data OJK, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan terbilang melambat dibandingkan pencapaian pertumbuhan per November 2024 yang sebesar 7,27% YoY dengan nilai Rp 501,37 triliun.
Sementara itu, profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) net tercatat sebesar 0,75% dan NPF gross sebesar 2,70% per Desember 2024. Baik NPF net dan gross perusahaan pembiayaan tercatat membaik, jika dibandingkan pencapaian per November 2024 yang masing-masing sebesar 0,81% dan 2,71%.
Baca Juga: Piutang Pembiayaan Multifinance Hanya Tumbuh 6,82% per Desember 2024
Selanjutnya: Buruan! Tiket Kereta Api Lebaran 2025 Sudah Bisa Dipesan Mulai Hari Ini
Menarik Dibaca: 6 Tips Diet untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News