Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) optimis aset asuransi syariah bisa tumbuh dobel digit. Direktur Eksekutif AASI Erwin Noekman bilang asosiasi memproyeksi aset asuransi syariah bisa tumbuh dobel digit senilai 10% sepanjang 2020.
Asosiasi melihat ada beberapa hal yang bisa mendorong pencapaian target bisnis ini, mulai dari penyapihan unit syariah atau spin off. Hingga saat ini asosiasi belum ada menerima permintaan secara resmi maupun tertulis dari anggota untuk menunda atau membatalkan pemisahan unit syariah.
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi larang umrah, jamaah yang gagal berangkat ditanggung asuransi?
Selain itu Ketua Umum AASI Ahmad Syaroni menyatakan industri asuransi syariah membuka diri untuk menyediakan kapasitas tambahan bagi kebutuhan jaminan asuransi barang milik negara. Memang program ini sudah dijalankan oleh Kementerian Keuangan yang melibatkan asuransi konvensional. Asosiasi membidik aset kementerian agama bisa digarap oleh industri asuransi syariah.
Selain itu, pelaksanaan Qanun di Aceh juga mampu mendorong pertumbuhan aset asuransi syariah. Lantaran semua kegiatan ekonomi di Aceh harus menerapkan prinsip syariah, sehingga bisnis asuransi konvensional harus dialihkan ke syariah.
“Sepanjang 2019 total aset industri asuransi syariah senilai Rp 45,45 triliun meningkat 8,44% dibandingkan akhir 2018 senilai Rp 41,91 triliun. Aset asuransi jiwa syariah tumbuh 8,74% dari Rp 34,47 triliun menjadi Rp 37,48 triliun,” ujar Syaroni di Jakarta pada Kamis (12/3).
Baca Juga: Sasar milenial, Bank Mandiri dan BCA revitalisasi kantor cabang menjadi digital
Sedangkan untuk aset asuransi umum syariah tumbuh 5,02% yoy dari Rp 5,62 triliun menjadi Rp 5,9 triliun di 2019. Sedangkan aset reasuransi syariah tumbuh 13,35% yoy dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 2,06 triliun di 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News