Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bisnis bank di segmen jasa kustodian terus bertumbuh. Hal ini seiring dengan literasi investasi pasar modal yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 14,87 juta per Desember 2024. Jumlah ini meningkat 22,22% dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar 12,16 juta investor.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi salah satu bank yang secara konsisten memperkuat bisnis kustodian guna mengoptimalkan potensi ecosystem syariah di pasar modal yang belum tergarap maksimal.
Baca Juga: Perbankan Berburu Cuan dari Pertumbuhan Bisnis Jasa Kustodian
Per Januari 2025, emiten dengan kode saham BRIS ini dipercaya mengelola asset under custody (AUC) mencapai lebih dari Rp 115 triliun, tumbuh 28% secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Treasury & International Banking BSI, Ari Rizaldi mengatakan pihaknya optimistis bahwa dana kelolaan kustodian nasabah (AUC) akan terus meningkat pada tahun ini, selaras upaya BSI memperkuat bisnis treasury dan mendorong layanan pasar modal (capital market) berbasis syariah bagi nasabah.
“Kami akan terus mendorong bisnis ini meraih kinerja positif dan tumbuh berkelanjutan. BSI adalah bank syariah pertama yang terdaftar sebagai bank kustodian. Optimisme tersebut didukung oleh pangsa pasar Islamic ecosystem yang potensinya masih cukup besar untuk dioptimalkan,” ujar Ari.
Ari menjelaskan, sebagai bank kustodian, BSI terus memperkuat layanan seperti pengadministrasian efek-efek syariah yang dimiliki nasabah.
Selain itu, BSI memberikan layanan penyelesaian transaksi efek syariah dan pencatatan imbal hasilnya. Tahun ini BSI akan terus mengembangkan bisnis kustodian pada segmen ritel di antaranya reksadana ritel.
Baca Juga: Bank Ina Resmi Jadi Bank Kustodian
Produk unggulan dari BSI adalah layanan capital market berbasis syariah di antaranya safekeeping, fund services, wali amanat dan keagenan.
“Saat ini, segmen nasabah yang menjadi kelolaan BSI seperti manajer investasi, asuransi, dana pensiun, lembaga negara, securities crowd funding dan bank. Kami yakin ke depan masih banyak potensi yang akan terus digarap, terutama segmen Islamic ecosystem , ecosystem lembaga negara dan juga nasabah ritel,” pungkasnya.
Selanjutnya ada PT Bank Central Asia (BCA) yang per Desember 2024, mencatatkan asset under custody BCA lebih dari Rp 430 triliun, meningkat 21% secara YoY.
"Kami melihat tren bisnis bank kustodian masih akan tumbuh positif, selaras dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi di instrumen investasi seperti reksadana dan surat berharga," ungkap EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn.
Bank BCA memiliki jenis layanan jasa kustodian umum untuk penatausahaan surat berharga yang diterbitkan di Indonesia maupun luar negeri, serta jasa administrasi Reksadana dan Kontrak Pengelolaan Portofolio Efek (KPD).
Baca Juga: Aset Kelolaan Bank Kustodian BRI Capai Rp 1.400 triliun hingga Akhir Desember 2024
Layanan Kustodian BCA saat ini bekerja sama dengan lebih dari 40 Manajer Investasi dan mengadministrasikan lebih dari 200 produk investasi, di antaranya berupa reksa dana terbuka, reksa dana terproteksi, reksa dana penyertaan terbatas, reksa dana ETF, serta kontrak pengelolaan portofolio efek.
"Kami juga melayani berbagai jenis nasabah institusi/individu lainnya untuk penatausahaan surat berharga yang dimiliki, baik untuk surat berharga yang diperdagangkan di dalam maupun di luar negeri," ucap Hera.
Sementara Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, sampai dengan akhir tahun 2024 pihaknya mencatatkan pertumbuhan AUC mencapai 16,8% yoy.
"Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya tingkat literasi investasi pasar modal yang terus meningkat. Dari sisi pendapatan pun sejalan dengan pertumbuhan AUC nya dimana pendapatan dari bisnis kustodian tumbuh 11,1% yoy," jelas Yuddy.
Baca Juga: Bank Muamalat Resmi Ditunjuk Sebagai Bank Kustodian Syariah
Tahun ini ia pun memproyeksikan aset kelolaan kustodian akan terus bertumbuh mengejar target yang telah ditetapkan dengan terus menambah kerjasama sinergitas kerjasama strategis dengan para pelaku pasar modal, juga terus melakukan perbaikan dalam kualitas layanan yang diberikan.
Selanjutnya: Penerbitan SBN Perumahan Berisiko dan Tidak Mendesak, Ekonom Ungkap Penyebabnya
Menarik Dibaca: Jadwal Buka Puasa 2 Maret 2025 untuk Wilayah Jogja dan Sekitarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News