Reporter: Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Kompetisi di industri perbankan Tanah Air semakin memanas. Dua bank papan atas saling menunjukkan kebolehannya masing-masing.
Tengok saja, Bank Mandiri yang tetap mempertahankan gelar sebagai bank dengan aset terbesar di seluruh Indonesia. Di akhir September 2013, total aset bank berlogo pita emas ini menyentuh angka Rp 700 triliun.
Jumlah ini tumbuh 19% dibandingkan posisi sebelumnya Rp 588,4 triliun di tahun lalu. "Pertumbuhan aset dilakukan dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (NPL)," terang Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Mandiri Rabu (30/10).
Di akhir September, NPL nett Bank Mandiri bertengger di level 0,53%. Sejalan dengan pertumbuhan aset, laba bersih konsolidasi Bank Mandiri tumbuh 15,1%, yaitu dari
Rp 11,1 triliun menjadi Rp 12,8 triliun.
Budi menjelaskan, laba tetap tumbuh karena Bank Mandiri mampu mempertahankan level net interest marjin (NIM) pada posisi 5,41%. Faktor lain, fee based income Bank Mandiri tumbuh 20,4% dari Rp 8,58 triliun menjadi Rp 10,33 triliun di kuartal III tahun ini. Sedangkan pendapatan bunga Bank Mandiri tumbuh 14,9% dari posisi Rp 31,15 triliun menjadi Rp 35,79 triliun.
Kredit tetap tumbuh
Sang rival, Bank Central Asia (BCA), sukses meraup laba Rp 10,4 triliun per September 2013. Pencapaian ini melesat sebesar 25% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 8,3 triliun.
Laba gemuk bank terafiliasi Grup Djarum ini berasal dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 24,7%, menjadi Rp 19,1 triliun. Pendapatan non bunga pun naik 19,7% menjadi Rp 5,4 triliun.
Laba BCA juga tertopang kenaikan NIM sebesar 60 basis poin (bps). Di akhir September, NIM BCA sebesar 6% dari periode sama di tahun lalu yang sebesar 5,4%.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengatakan kenaikan NIM karena BCA mengerek suku bunga kredit untuk mengimbangi kenaikan suku bunga simpanan. Sejatinya, rapor kinclong Bank Mandiri dan BCA tak lepas dari kemampuan mereka membukukan pertumbuhan kredit di tengah perlambatan ekonomi Indonesia
Hingga akhir kuartal III lalu, BCA mencatat pertumbuhan kredit 25,8% menjadi
Rp 298,93 triliun. Penyumbang terbesar adalah kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) sebesar Rp 114,87 triliun.
BCA juga sukses membukukan kredit korporasi sebesar Rp 98,97 triliun dan penyaluran kredit konsumer sebesar Rp 85,08 triliun. "Saat ini, persaingan kredit UKM lebih ketat dibandingkan sektor kredit korporasi ataupun konsumer," ungkap Jahja.
Di periode yang sama, Bank Mandiri juga sukses mengucurkan kredit senilai total Rp 450,8 triliun atau naik 23,4% dibandingkan akhir September 2012. Yang menjadi penggerak pertumbuhan kredit Bank Mandiri adalah kenaikan kredit mikro. Kredit untuk usaha cilik ini melesat 48,6% menjadi sebesar Rp 24,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News