kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset meningkat, perusahaan asuransi jiwa asing semakin kuat


Minggu, 05 September 2021 / 16:12 WIB
Aset meningkat, perusahaan asuransi jiwa asing semakin kuat
ILUSTRASI. suransi Prudential . KONTAN/Cheppy A. Muchlis/07/02/2018


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 belum usai, namun perusahaan asuransi jiwa masih mampu memperbesar aset yang dimiliki hingga separuh pertama tahun ini. 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, aset asuransi jiwa secara industri hingga Juli 2021 sebesar Rp 555,86 triliun atau tumbuh 7,97% secara tahunan (yoy). Untuk perbandingan, di periode yang sama tahun sebelumnya aset industri asuransi jiwa sebesar Rp 514,81 triliun.

Adapun, pertumbuhan aset kompak dialami oleh beberapa perusahaan asuransi jiwa dengan aset terbesar di Indonesia seperti yang dialami oleh Prudential Life Indonesia. Tercatat, total aset perusahaan yang memiliki induk di Britania Raya ini sebesar Rp 70,84 triliun dan tumbuh 2,35% yoy.

Luskito Hambali, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia mengakui bahwa pandemi sejatinya memberikan tantangan bagi perusahaan mengingat pemenuhan kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa, kesehatan, dan finansial ikut terdampak.

“Masyarakat membutuhkan produk yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan yang kian dinamis, namun dengan premi yang terjangkau dan dapat diakses dengan mudah,” ujar Luskito kepada KONTAN, Sabtu (5/9).

Oleh karena itu, Luskito mengungkapkan bahwa pihaknya terus berinovasi dalam beberapa produk di tahun ini untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat, seperti asuransi jiwa PRUWarisan dan asuransi jiwa syariah PRUCerah yang menawarkan manfaat dana pendidikan bulanan dan tambahan dana Pendidikan.

Baca Juga: Klaim asuransi kredit masih berpotensi membesar, ini penyebabnya

“Kita juga melakukan diversifikasi sehingga lebih banyak kebutuhan nasabah dapat terpenuhi. Mulai dari diversifikasi produk, layanan dan pilihan dana investasi,” imbuhnya.

Tak kalah, Allianz Indonesia juga makin tambun dengan aset yang dimiliki di periode semester satu kemarin tumbuh 15,27% yoy menjadi Rp 38,81 triliun. Di periode yang sama sebelumnya, aset perusahaan yang berasal dari Jerman ini sebesar Rp 33,67 triliun.

Salah satu hal yang mendorong pertumbuhan tersebut ialah jumlah penjualan asuransi dalam Annualized Premium Equivalent (APE) yang tercatat mencapai Rp 2,03 triliun. Capaian tersebut menandakan ada pertumbuhan sebesar 26% dibandingkan dengan perioda yang sama tahun lalu. 

“Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan industri yang melemah 6.5%,” ujar Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia, Bianto Surodjo. 

Tak hanya itu, ia juga melihat peluang bisnis masih sangat bagus karena pandemi meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perlunya asuransi, baik asuransi jiwa maupun kesehatan. 

Baca Juga: Masih ada risiko kredit macet, klaim asuransi kredit masih bisa membesar

“Perusahaan yang memiliki kredibilitas yang tinggi, produk-produk yang baik dan mampu beradaptasi dalam proses penjualan dalam masa pandemi ini akan sangat membantu untuk menangkap peluang tersebut, termasuk Allianz Life Indonesia,” imbuh Bianto.

Sementara itu, pertumbuhan aset juga dialami oleh perusahaan asuransi lokal yang juga merupakan perusahaan pelat merah, seperti BNI Life. Anak usaha dari PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) ini menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa dengan aset besar yang hingga semester satu mencapai Rp 20,51 triliun dan mengalami pertumbuhan 13,5% yoy.

Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menyebutkan bahwa pertumbuhan aset tersebut dikarenakan adanya kebijakan strategis agar dapat mempertahankan kinerja di tengah kondisi bisnis yang sedang lesu akibat pandemi. 

Beberapa kebijakan yang dilakukan oleh BNI Life ialah perubahan strategi penjualan, menjual produk yang menguntungkan, strategi investasi secara konservatif dan efisiensi biaya di semua aspek. “Produk yang menguntungkan sekarang itu produk unitlink dengan pendapatan tetap,” ungkap Eben.

Selanjutnya: Hingga Juli, premi Asuransi Barang Milik Negara naik pesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×