Reporter: Feri Kristianto | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kabar baru datang dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). Perusahaan asuransi pelat merah ini berencana mendirikan anak usaha baru di bidang keagenan dan broker.
Direktur Utama Askrindo Antonius Candra SN mengatakan, ini bagian dari rencana strategis Askrindo mengerek laba karena program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) berakhir pada 2014.
Menurut Antonius, rencana ini akan diajukan ke Kementrian Keuangan. Meski belum resmi, Askrindo optimis pemerintah memberikan lampu hijau. Sebab bidang usaha anak usaha masih memiliki bersinggungan dengan asuransi dan mendukung kinerja.
Namun, Antonius tidak memasang target kapan perusahaan berdiri. "Yang pasti kami berharap anak usaha efektif membantu perolehan premi," ujar dia, Kamis (23/2).
Jika menjadi kenyataan, Askrindo akan punya dua anak usaha. Sekarang mereka sudah memiliki perusahaan reasuransi, PT Reasuransi Nasional Indonesia (NasRe).
Totok Widya Kuntarto, Direktur Keuangan dan TI Askrindo mengatakan, tahun ini Askrindo tidak akan mengucurkan dana buat anak NasRe. Sebab tahun lalu sudah mengucurkan Rp 30 miliar. "Kami pandang itu sudah cukup," ujar dia.
Didiet S Pamungkas Direktur Teknis dan Operasi Askrindo menambahkan, tahun ini Askrindo juga berencana memasarkan produk-produk yang selama ini kurang optimal. Misalnya, asuransi kredit perdagangan (askridag), kredit modal kerja, kredit investasi hingga LC. Bahkan Askrindo tengah mempersiapkan menjual produk asuransi umum seperti marine cargo.
Diharapkan semester I tahun ini produk-produk ini sudah terjual "Kami ingin memberikan one stop service ke nasabah," kata Didiet. Dia berharap, deretan produk baru ini akan berkontribusi 40% total perolehan premi tahun ini.
Didiet menegaskan, program ini untuk mengantisipasi jika penyaluran KUR selesai. Maklum tahun lalu, kontribusi imbal jasa penjaminan KUR alias premi 52%, sedangkan Non KUR baru 48%. Wajar, perusahaan ingin menyeimbangkan porsi perolehan premi ini.
Tahun lalu, Askrindo mencatatkan kinerja moncer. Laba bersih sebesar Rp 131 miliar, naik dibanding tahun sebelumnya yang masih rugi Rp 191 miliar.
Kenaikan ini ditopang peningkatan hasil underwritting premi KUR menjadi Rp 56 miliar. Padahal tahun sebelumnya minus Rp 224 miliar. Selain itu, hasil investasi non-KUR naik 47% menjadi Rp 125 miliar.
Tahun lalu, total investasi perusahaan Rp 2,8 triliun. Angka ini naik 43% dari tahun sebelumnya. Portofolio investasinya 90% di deposito. Sisanya. Di saham, obligasi, reksadana, surat berharga, reksadana serta penyertaan langsung.
Sedangkan perolehan premi Askrindo pada tahun lalu Rp 560 miliar atau naik 40% dari tahun sebelumnya. Klaim tahun lalu Rp 369 miliar turun dari tahun sebelumnya Rp 464 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News