kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

2012, recovery aset Askrindo Rp 50 miliar


Kamis, 16 Februari 2012 / 07:45 WIB
2012, recovery aset Askrindo Rp 50 miliar
ILUSTRASI. Petugas menyuntikan vaksin COVID-19 kepada pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SURABAYA. PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) berjanji akan terus berupaya mengejar pengembalian aset atau recovery atas hilangnya portofolio investasi tahun 2009 lalu. Manajemen perusahaan asuransi pelat merah ini berjanji akan mengantongi recovery aset senilai Rp 50 miliar pada tahun ini.

Antonius Chandra SN, Direktur Utama Askrindo, menjelaskan, recovery aset itu dengan berbagai cara. Cara utama tentunya dengan terus menagih dana dari manajemen investasi yang menggelapkan simpanan Askrindo.

"Kami akan terus menagihnya hingga beberapa tahun ke depan," kata Antonius, seusai peresmian kantor cabang kelas I Surabaya pada akhir pekan lalu.

Sementara target recovery aset tahun depan dan 2014 makin besar. "Paling tidak Rp 75 miliar hingga Rp 100 miliar per tahun," imbuh Antonius.

Sekadar informasi, dana investasi Askrindo di manajer investasi hilang tahun 2009. Akibatnya, Askrindo kehilangan dana sebesar Rp 443,5 miliar.

Penyimpangan investasi itu melibatkan beberapa manajer investasi. Manajer investasi itu antara lain PT Jakarta Investment (JI), PT Jakarta Securities, PT Reliance Asset Management, Harvestindo Asset Management, dan Batavia Prosperindo Financial Services.

Tahun lalu, Askrindo sudah berhasil mengantongi hasil recovery aset lebih dari Rp 55 miliar. Jumlah itu melebihi target awal sekitar Rp 25 miliar - Rp 50 miliar.

Tak heran, Askrindo optimistis bisa mencapai target tersebut. Apalagi, pihak kepolisian juga sudah menyita aset para MI itu dengan nilai mencapai Rp 200 miliar.

Ke depan, agar kasus ini tidak terulang, manajemen Askrindo menyiapkan langkah pencegahan. "Kami akan benahi di internal melalui penyempurnaan organisasi, operasional, administrasi dan pengawasan dengan penyempurnaan IT serta penerapan manajemen resiko berbasis IT," papar Antonius.

Menurut dia, perbaikan manajemen internal itu cukup memakan dana. Manajemen Askrindo harus menganggarkan dana Rp 216 miliar di pos beban operasional. Jumlah ini naik 10% diibandingkan tahun lalu yang Rp 109 miliar.

Tambahan informasi, Askrindo berhasil mencatat perolehan premi bruto Rp 597 miliar pada tahun 2011, sedangkan beban klaim Rp 366 miliar. Manajemen mematok pendapatan premi tahun ini Rp 664,6 miliar dan menekan beban klaim menjadi Rp 332 miliar. "Pengajuan klaim akan lebih diseleksi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×