Reporter: Mona Tobing | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) segera mengembangkan sayap bisnisnya mulai tahun ini. Manajemen telah mempersiapkan terjun ke bisnis baru, yakni di asuransi jiwa dan broker asuransi. Manajemen meyakini, bisnis baru itu bisa mendatangkan untung besar karena prospeknya cerah.
Persiapan ke bisnis baru ini sudah diawali dengan pengurusan izin. Manajemen sudah mengajukan izin ke Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemilik modal, serta ke Kementerian Keuangan (Bapepam-LK) yang menangani industri keuangan non-bank.
T. Widya Kuntarto, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi (IT) Askrindo, meyakini, izin dari dua kementrian itu bisa turun pada semester kedua nanti. "Implementasinya ditargetkan berjalan tahun 2013," jelas Kuntarto, akhir pekan lalu.
Kuntarto bilang, pengembangan dua bisnis baru ini merupakan strategi perusahaan untuk menciptakan bisnis asuransi one stop shoping. Artinya, bisa memberi layanan asuransi baik jiwa maupun umum ke masyarakat secara terpadu. Askrindo sebagai pemilik produk, sementara broker yang menjualnya.
"Asuransi jiwa dan broker saat ini telah menjadi trend. Masuk ke dalam bisnis ini tidak terlalu sulit untuk kami karena kami sudah punya infrastrukturnya. Sekarang ini, yang perlu dikembangkan adalah sumber daya manusia dan tekhnologi informasi," kata Kuntarto.
Sebagai tahap awal, Askrindo menyiapkan dana investasi sebesar Rp 5 miliar untuk pengembangan IT. Sementara, modal asuransi jiwa disiapkan dana sekitar Rp 100 miliar-Rp 120 miliar.
Selain itu, manajemen juga berencana memperbesar bisnis di asuransi umum. Mereka memanfaatkan kerjasama dengan perbankan untuk pasarkan produk bank garansi. Manajemen juga berencana bekerjasama dengan perusahaan asuransi jiwa untuk mendapatkan nasabah baru.
"Kami tertarik menawarkan produk asuransi yang memiliki resiko tinggi seperti kematian, bencana alam, bahkan asuransi pemutusan hubungan kerja seperti pemberian pesangon," kata Kuntarto.
Sepanjang kuartal 1 ini, Askrindo mencatat perolehan premi Rp 148,81 miliar. Jasa penjamin KUR berkontribusi Rp 80,53 miliar, asuransi kredit Rp 28,49 miliar, dan suretyship Rp 39,79 miliar. Didiet Pamungkas, Direktur Tekhnik dan Operasi Askrindo, pernah berkata, ekspansi bisnis itu sebagai antipasi program KUR selesai pada 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News