kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.331.000   32.000   1,39%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Askrindo fokus besarkan anak usaha


Kamis, 20 Agustus 2015 / 11:14 WIB
Askrindo fokus besarkan anak usaha


Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Sejak beroperasi 6 April 1971 PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) telah mengecap masa-masa sulit. Perusahaan yang berperan sebagai lembaga penjamin kredit yang disalurkan perbankan bagi sektor usaha menengah kecil mikro (UMKM) tak urung juga pernah membukukan kerugian.

Tepatnya sekitar periode 1983–1987, Askrindo sempat mengecap kerugian sebesar Rp 201,97 juta. Berlanjut pada tahun 1992–1993 perusahaan juga menelan rugi Rp 303,90 juta. Kerugian perusahaan pelat merah ini terjadi karena banyak kredit usaha kecil mikro yang gagal bayar.

Askrindo terus berbenah. Meski pada tahun 2011 perusahaan tersebut sempat diguncang kasus korupsi dan pencucian uang yang menyeret pejabat perusahaan ini menjadi pesakitan di meja hijau.

Kementerian BUMN kala itu langsung merombak direksi Askrindo dan menggantinya dari kalangan profesional. Maka terpilihlah Antonius Chandra S. Napitupulu menakhodai Askrindo sejak tahun 2011, bersama tiga direksi baru lainnya.

Dalam catatan KONTAN, manajemen baru mulai membenahi sumber daya manusia (SDM) dan me-recovery aset. Selain itu, pembenahan juga dilakukan terhadap organisasi, operasional, administrasi dan penyempurnaan serta manajemen resiko berbasis teknologi informasi.

Sepanjang tahun 2012–2014, Askrindo berupaya merestrukturisasi aset. Berturut-turut, Askrindo menargetkan perolehan recovery asset sebesar Rp 50 miliar, Rp 75 miliar, dan Rp 100 miliar.

Alhasil, selama tiga tahun terakhir pertumbuhan bisnis perusahaan ini menggembirakan. Laba Askrindo tumbuh rata-rata di atas 20%. Bahkan pada tahun 2014, laba Askrindo melonjak 89,43% menjadi Rp 663 miliar dari sebelumnya Rp 350 miliar. Sedangkan aset tumbuh 26,15% menjadi Rp 8,2 triliun dari Rp 6,5 triliun.

Askrindo berupaya keras menawarkan bisnis asuransi dan penjaminan ke bank dan koperasi. Hasilnya, Askrindo kini mengklaim telah bekerjasama dengan hampir seluruh bank nasional di seluruh Indonesia. "BPD juga telah bekerjasama dan sebagian BPR. Hanya bank asing yang masih kami kaji untuk bisa menjaminkan kredit mereka," kata Antonius kepada KONTAN, pekan lalu.

Selain mengandalkan bisnis penjaminan dan asuransi, ada lima lini usaha yang dijalankan Askrindo. Kelima usaha itu meliputi  asuransi kredit bank, asuransi kredit perdagangan, surety bond, customs bond dan asuransi umum.

Askrindo kini juga tercatat sebagai entitas utama dari konglomerasi keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagai entitas utama, Askrindo berencana memoles kinerja anak usaha, yakni PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah (Askrindo Syariah) dan PT Usayasa Utama.

Agar kinerja dan bisnis anak usaha makin membesar, Askrindo menyiapkan tambahan modal. Komitmen penambahan modal untuk tiga anak usaha tersebut mencapai Rp 225 miliar. Antonius merinci, penambahan modal senilai Rp 150 miliar akan diberikan untuk Askrindo Syariah.

Lalu, Nasre sebesar Rp 75 miliar, serta tambahan modal untuk Usayasa Utama sebanyak Rp 3,5 miliar. "Anak usaha akan menopang pendapatan kami. Karena itu akan kami berikan tambahan modal tahun ini," papar Antonius.

Tak hanya itu, Askrindo juga tengah mengkaji kembali rencana untuk mengakuisisi asuransi umum. Askrindo menyiapkan anggaran sebesar Rp 150 miliar untuk mengakuisisi perusahaan asuransi.

Kata Antonius, sejalan upaya pemerintah untuk menggeber pembangunan, lembaga keuangan akan menjadi motor penggerak roda ekonomi. Dus, fungsi Askrindo pun begitu vital, yakni menjembatani kesenjangan UMKM yang layak namun tak punya cukup agunan untuk memperoleh kredit bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×