kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ASPI perkenalkan national payment gateway baru


Selasa, 03 Juli 2012 / 08:01 WIB
ASPI perkenalkan national payment gateway baru
ILUSTRASI. Keju Prochiz produksi PT Mulia Boga Raya Tbk?


Reporter: Nina Dwiantika, Roy Franedya | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mengajukan konsep National Payment Gateway (NPG) teranyar. Asosiasi ini mengusulkan pembentukan super switching dan local principal.

Fungsi super switching ini adalah jaringan yang akan menghubungkan seluruh jaringan ATM. Sedangkan, local principal adalah penerbit kartu yang memiliki dua sistem seperti kartu debit dan kredit. "Local principal ini berfungsi seperti Visa dan MasterCard, sehingga bank akan mengurangi ongkos komisi jika Indonesia memiliki local principal," kata Budi Gunadi Sadikin, Ketua ASPI, akhir pekan lalu.

Industri perbankan menginginkan adanya local principal itu karena selama ini mereka menggunakan Visa dan MasterCard dan harus membayar komisi (fee) dari setiap transaksi. Nah, untuk efisiensi dan agar komisi transaksi dapat dinikmati industri di Indonesia, asosiasi membentuk local principal.

Dalam pembentukan local principal, industri perbankan berharap local principal ini dimiliki oleh self-regulatory organization industri perbankan. Misalnya, organisasi ini berisi pihak pemerintah, perbankan, penyedia jasa sistem pembayaran, atau asosiasi perbankan. "Kami perlu adanya super switching dan local principal untuk mengayomi transaksi nasional," tambahnya.

Asosiasi dan perbankan sudah mengajukan pendapat tersebut ke Bank Indonesia (BI). ASPI mengembalikan keputusan akhir kepada BI, apakah super switching akan milik BI atau lembaga pemerintah. ASPI khawatir jika dimiliki swasta, akan ada monopoli, misalnya dari harga atau komisi transaksi.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan, Dody Arifianto, mengatakan pembentukan NPG terbilang alot karena asosiasi dan penyedia jasa masih meributkan monopoli jika hanya ada satu sistem jaringan. "Artinya, pihak swasta seperti ATM Bersama, Prima, dan ALTO kemungkinan besar akan kehilangan pasar dan mengurangi pendapatan komisi dari transaksi dan proyek penyedia jasa," kata Dody.

Rencananya, bank sentral akan merealisasikan NPG pada tahun 2013 untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×