kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi belum agresif memburu saham


Sabtu, 16 Juli 2016 / 16:42 WIB
Asuransi belum agresif memburu saham


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Iklim pasar saham yang membaik tidak lantas membuat perusahaan asuransi jiwa mengalihkan investasinya ke saham. Sebaliknya, asuransi jiwa memilih investasi yang dinilai lebih aman. Ambil contoh, PT Asuransi Jiwasraya.

Hary Prasetyo, Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya mengatakan, sekalipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menembus level 5.000, namun hal itu belum cukup meyakinkan Jiwasraya memburu investasi di saham. "Kami khawatir kondisi saat ini hanya euforia sesaat. Strategi kami lebih pilih saham BUMN. Pilihannya pun hanya BUMN infrastruktur," kata Hary.

Porsi investasi saham akan dipertahankan sekitar 10% dari total nilai investasi perusahaan. Sedangkan untuk mengoleksi saham emiten baru akan dilakukan setelah emiten mengeluarkan laporan keuangan semester satu. Jiwasraya hanya akan membeli saham emiten yang dinilai memiliki kinerja baik.

Setali tiga uang, PT Asuransi Jiwa BCA Life (BCA Life) memilih memperbesar investasi pada surat utang negara (SUN) ketimbang saham. Penempatan di SUN dinilai lebih aman. Penurunan suku bunga deposito perbankan membuat perusahaan ini memperbesar porsi SUN untuk mendapatkan return of investment (roi) maksimal.

Christine Setyabudhi, Presiden Direktur BCA Life menyebut, pihaknya telah menempatkan 25% dari total investasi di SUN. Porsi ini lebih besar dari kewajiban yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni sebesar 20%. Sisanya, BCA Life menempatkan investasi di deposito, reksadana dan saham.

Meski porsi SUN melebihi dari kewajiban, namun Christine menyebut, return of investment (RoI) yang diperoleh sampai akhir tahun kemungkinan belum tentu mencapai double digit. Prediksi dia, RoI BCA Life mencapai 9%.

"Sulit untuk mencapai double digit tahun ini. Memang itu semua tergantung strategi perusahaan. Sebab, sebagai perusahaan yang baru beroperasi, kami tidak memiliki SUN berjangka waktu yang panjang dengan yield tinggi," terang Christine.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, porsi penempatan investasi deposito turun 2,1% pada Mei 2016 jika dibandingkan secara year on year (yoy) menjadi Rp 43,64 triliun. Begitu juga dengan porsi saham turun 1,2% menjadi Rp 88,72 triliun.

Sedangkan investasi obligasi naik 20,8% menjadi Rp 26,64 triliun. Pun porsi investasi di SUN juga naik 11,67% menjadi Rp 49,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×