kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asuransi BUMN salip asuransi asing


Rabu, 11 Juli 2012 / 17:23 WIB
Asuransi BUMN salip asuransi asing
ILUSTRASI. VOKS-Perdana, Voksel Electric (VOKS) kirim produk high voltage kabel untuk proyek strategis PLN. Foto: DOK VOKS


Reporter: Feri Kristianto |

JAKARTA. Masih ada kabar melegakan di tengah-tengah maraknya rencana akuisisi asuransi lokal oleh asing. Di industri asuransi umum, kiprah asuransi berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu menyaingi kinerja asuransi asing.

Meski jumlahnya segelintir, total premi bersih alias neto asuransi pelat merah menggeser persentase asuransi asing terhadap total perolehan premi industri.

Berdasarkan data asosiasi asuransi umum Indonesia (AAUI) akhir 2011, total premi bersih yang berhasil dijaring industri asuransi mencapai Rp 29,64 triliun. Dari angka itu, premi bersih asuransi BUMN Rp 4,13 triliun, tumbuh 25,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara porsi, angka itu mencapai 14% alias lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 13% dari total premi neto. Alhasil peningkatan tersebut mengikis sedikit demi sedikit porsi asing alias joint venture dan swasta lokal.

Tahun 2011, premi neto swasta lokal Rp 21,42 triliun, tumbuh 22,8%. Meski tumbuh namun porsinya menjadi 72%, menyusut dibandingkan tahun 2010 sebesar 76% terhadap total premi. Hal senada dialami asuransi asing.

Di waktu yang sama, premi neto perusahaan modal asing dan lokal ini Rp 4 triliun, turun 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Alhasil porsi asing menjadi 14% lebih rendah dibandingkan tahun 2010 yakni 17% dari total premi. Penurunan asing itu terjadi sejak 2010.

Julian Noor, Direktur Eksekutif, tidak kaget atas pencapaian tahun lalu. Agresivitas membuat peran asuransi BUMN makin besar di industri. Penyebabnya, asuransi pelat merah pada tahun lalu gencar ekspansi bisnis dengan cara menggandeng sesama asuransi BUMN maupun dengan sesama perusahaan BUMN. Hal itu mendorong perolehan premi terkerek.

"Saya menduga karena agresivitas itu membuat mereka makin besar," ujarnya pada Rabu (11/7).

Asal tahu saja, jumlah asuransi umum di tanah air tercatat 83 perusahaan. Terdiri atas 63 perusahaan asuransi lokal swasta, 17 asuransi joint venture, dan 3 perusahaan asuransi BUMN yakni PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×