Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Kendati kontribusi terhadap pendapatan premi masih kecil, namun PT Asuransi Central Asia (ACA) terus melebarkan sayap di wilayah Asia Tenggara. Tahun ini ACA bakal menambah investasi lagi untuk satu perusahaan asuransi di Kamboja.
Presiden Direktur ACA Teddy Haliamsah menjelaskan investasi di kawasan Asia Tenggara tersebut dilakukan melalui sinergi bersama grup Asian Insurance International Ltd (AII). Dalam grup tergabung pula Asia Insurance Co Ltd Hongkong dan Bangkok Insurance Public Co. Ltd. Jaringan bisnis AII tersebar di Hongkong, Thailand, Filipina, Myanmar, Cina, Taiwan, Vietnam dan Kamboja.
Dari sejumlah wilayah tersebut ACA kebagian menangani Filipina, Vietnam, dan Kamboja. Sebelumnya, ACA melalui AII sudah berinvestasi di dua perusahaan asuransi di Kamboja. Pertama Cambodia Reinsurance dengan komposisi saham pemerintah sebesar 80% dan AII sebesar 20%. Kedua, asuransi umum bernama Asia Insurance of Cambodia yang 80% sahamnya dimiliki AII sedangkan sisanya dimiliki perusahaan lain.
"Yang baru nanti bernama perusahaan asuransi jiwa Cambodia Life. Di sini Grup memiliki saham 49% sedangkan pemerintah Kamboja 51%," jelas Teddy, Selasa (20/9).
Total investasi yang dikucurkan melalui AII untuk ketiga perusahaan asuransi di Kamboja tersebut mencapai UUS$ 21 juta.
Teddy mengakui sumbangan perusahaan asuransi di luar negeri tersebut terhadap pendapatan premi ACA masih sedikit. Rata-rata dari Filipina, Vietnam, dan Kamboja, ACA mengantongi pendapatan premi masing-masing US$ 10 juta. Selain karena jumlah pemegang asuransi di ketiga negara tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia, pembatasan dari pemerintah pun jadi faktor kecilnya kontribusi tersebut.
"Di Vietnam ada peraturan perusahaan asing tidak boleh tutup harta lokal. Tidak seperti di sini, perusahaan asing yang masuk boleh tutup harta warga negara Indonesia," ungkap Teddy.
Ia menambahkan, ke depan ACA berniat pula menggarap pasar di Myanmar. Beberapa tahun lalu sebetulnya ACA sudah masuk ke Myanmar. Namun, situasi politik yang tidak kondusif membuat ACA memutuskan hengkang.
Hingga 20 September 2011 pendapatan premi ACA mencapai Rp 1,38 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu jumlahnya Rp 1,1 triliun. Perseroan menargetkan hingga akhir tahun bisa mencapai angka premi Rp 2 triliun, lebih tinggi dibandingkan akhir 2010 yakni Rp 1,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News