Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas | Editor: Harris Hadinata
JAKARTA. PT Asuransi Jaya Proteksi (Japro) berniat kembali masuk pasar surety bond. Perusahaan asuransi ini berniat kembali memasarkan produk obligasi yang menjadi pelindung dari risiko kerugian ini.
Rencananya, bulan ini Japro akan mengajukan izin ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Saat ini, perseroan ini masih membereskan pembukuan semester satu.
Meski menganggap prospek bisnis surety bond cerah, Japro mengakui kontribusi bisnis ini pada pendapatan tidak akan terlalu besar, yakni cuma sekitar 1%. Di samping itu, risiko bisnis ini terbilang tinggi.
Untuk mengatasi hal itu, Japro akan membuat variasi produk, agar tetap bisa menggaet nasabah. "Kami akan mencoba berhati-hati menggarap bisnis ini. Kami ingin Japro menjadi asuransi one stop shopping," kata Nicolaus Prawiro, Direktur Keuangan Japro, kepada KONTAN, pekan lalu.
Sekadar mengingatkan, sebelum ini Japro terpaksa meninggalkan bisnis surety bond. Penyebabnya, rasio likuiditas perusahaan asuransi ini kurang dari 150%. "Tahun lalu itu kami ada penyertaan kepada Japro Takaful serta kepada sejumlah bengkel-bengkel yang bekerjasama dengan perseroan. Namun, masuk Mei tahun ini, rasio likuiditas kami sudah melebihi 150%," ungkap Nicolaus.
Hingga Mei 2011, Japro telah membukukan premi sebesar Rp 523 miliar, tumbuh 4,6% dibandingkan dengan periode yang sama di 2010. Targetnya hingga akhir tahun ini, perseroan akan memperoleh premi sebesar Rp 1,05 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News