Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dewi Fortuna menjauh dari industri asuransi jiwa pada tahun lalu. Perlambatan ekonomi menggerus laba sejumlah perusahaan asuransi jiwa.
Tahun ini, kinerja asuransi jika berpeluang bangkit. Per November 2015, total laba komprehensif industri asuransi jiwa tercatat sebanyak Rp 5,46 triliun.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), realisasi laba perusahaan asuransi jiwa tahun 2014 mencapai Rp 15,85 triliun. Alhasil, sebelas bulan tahun 2015, perolehan laba komprehensif anjlok 65,55% secara year to date (ytd).
Kendati tak sekinclong tahun 2014, menjelang akhir tahun lalu keuntungan perusahaan asuransi jiwa mulai membaik. November 2015, perolehan laba industri asuransi jiwa meningkat 42% dari Oktober 2015 yang sebesar Rp 3,83 triliun.
Tahun ini, kinerja perusahaan asuransi jiwa bisa membaik. Proyeksi ekonomi Indonesia yang membaik akan menopang kinerja asuransi jiwa.
Meski begitu, Hendrisman Rahim, Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya mengatakan sulit memprediksi perolehan laba di tahun ini sebab tergantung juga dari hasil investasi.
Sebab, perolehan premi asuransi akan langsung diinvestasikan. Jika terjadi gejolak pasar modal otomatis perolehan laba asuransi akan merosot. Sebaliknya saat pasar modal bagus, laba asuransi jiwa akan terangkat.
Namun, "Laba paling tidak tumbuh 10%. Ini berdasarkan history data OJK," kata Hendrisman.
Menurut dia, setidaknya ada lima tantangan yang bakal dihadapi asuransi jiwa di tahun ini. Pertama, kondisi pasar modal yang fluktuatif. Kedua, aturan main pajak khusus untuk asuransi jiwa.
Ketiga, penetrasi asuransi terhadap jumlah penduduk Indonesia yang masih rendah di bawah 5%. Keempat, rendahnya literasi asuransi kepada masyarakat khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah.
Terakhir, penjualan asuransi mikro yang dinilai kurang masif. Target premi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan, pertumbuhan premi tahun ini sekitar 20%-30%.
Jika, realisasi premi tahun lalu sesuai proyeksi yakni Rp 120 triliun, berarti perolehan premi tahun ini antara Rp 144 triliun hingga Rp 156 triliun. Plt Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu bilang, menjelang akhir tahun, pasar modal membaik.
Hal ini mempengaruhi pembelian polis asuransi terutama unitlink.
Geger N. Maulana, Wakil Direktur Utama PT BNI Life bilang, pihaknya menargetkan pertumbuhan premi lebih tinggi ketimbang industri pada tahun ini yakni tumbuh 100%. Untuk mengerek premi, BNI akan menelurkan sejumlah produk baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News