kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi Jiwasraya Putra dijual, nasabah Jiwasraya tuntut kepastian pembayaran klaim


Kamis, 18 Juni 2020 / 19:34 WIB
Asuransi Jiwasraya Putra dijual, nasabah Jiwasraya tuntut kepastian pembayaran klaim
ILUSTRASI. Warga melintas di depan kantor Pusat Asuransi Jiwasraya Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah lukuiditas di Jiasraya pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para nasabah menuntut kepastian kapan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) segera membayarkan klaim mereka. Hingga saat ini, mereka mengaku belum menerima informasi apapun kapan waktu pembayaran baik dari pihak Jiwasraya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun dari bank.

Salah seorang nasabah, Haresh Nandwani mengaku telah berkali-kali menghubungi pihak Jiwasraya namun tidak ditanggapi. "Sampai saat ini kami belum mendapat berita apapun dari pihak Jiwasraya maupun pihak Bank," kata Haresh, Kamis (18/6).

Baca Juga: Masih potensial, pemain asuransi jiwa terus kembangkan unit syariah

Padahal ia sudah menjadi nasabah Jiwasraya sejak 2017. Ia membeli produk asuransi JS Saving Plan melalui Bank Standard Chartered. Namun, pembayaran polisnya mulai tersendat sejak 6 Oktober 2018 dan hingga saat ini belum ada pembayaran. Miliaran rupiah, uangnya masih tersangkut di Jiwasraya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN juga berjanji membayarkan uang nasabah salah satunya dengan menjual Asuransi Jiwasraya Putra. Meski demikian, Ia pesimistis uangnya bisa kembali. "Memang ada wacana seperti itu, tetapi sama dengan banyak sekali wacana-wacana lainnya, belum ada yang terealisasi," sesalnya.

Senada, uang milik Lee Kang Hyun sebesar Rp 8,4 miliar juga tersangkut di Jiwasraya. Ia bersama ratusan warga Korea Selatan lainnya belum menerima pembayaran dari Jiwasraya.

Padahal, banyak warga Korea yang menjadi korban adalah ibu-ibu, yang membutuhkan dana tersebut untuk keperluan sehari-hari. Bahkan ada warga Korea yang tidak bisa kembali ke negara asalnya hingga akhirnya meninggal di Indonesia.

Baca Juga: Caplok Jiwasraya Putra, Taspen juga bidik peluang bisnis dari nasabah BTN

Ia sempat menyampaikan keluh-kesahnya kepada mantan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. Waktu itu, Tiko sapaan akrab Kartika bilang bahwa pembayaran polis baru bisa diselesaikan 2-3 tahun kemudian.




TERBARU

[X]
×