kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.496.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.500   15,00   0,10%
  • IDX 7.735   86,10   1,13%
  • KOMPAS100 1.202   10,90   0,91%
  • LQ45 959   9,37   0,99%
  • ISSI 233   1,70   0,73%
  • IDX30 492   5,97   1,23%
  • IDXHIDIV20 591   7,28   1,25%
  • IDX80 137   1,31   0,97%
  • IDXV30 143   0,56   0,39%
  • IDXQ30 164   1,93   1,19%

Asuransi Perjalanan Masih Hadapi Sejumlah Tantangan untuk Genjot Kinerja Diakhir 2024


Kamis, 17 Oktober 2024 / 17:00 WIB
Asuransi Perjalanan Masih Hadapi Sejumlah Tantangan untuk Genjot Kinerja Diakhir 2024
ILUSTRASI. Para penumpang memasuki pesawat di Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (13/5/2023).Ada sejumlah sentimen yang dinilai jadi tantangan dalam menggenjot kinerja asuransi perjalanan pada kuartal terakhir tahun ini


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki akhir tahun, biasanya bisnis asuransi perjalanan mendapat angin segar dari sentimen musim liburan akhir tahun. Namun, masih ada sejumlah sentimen yang dinilai menjadi tantangan dalam menggenjot kinerja asuransi perjalanan pada kuartal terakhir tahun ini. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh sejumlah pemain adalah harga tiket pesawat domestik yang tergolong tinggi.

PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk menyampaikan fluktuasi pada tarif tiket pesawat domestik akan memberikan dampak pada volume permintaan asuransi perjalanan, terutama perjalanan domestik. 

Kendati demikian, Chief Financial Officer Asuransi Zurich Musi Samosir mengatakan, peningkatan tarif tiket pesawat dapat mempengaruhi premi asuransi perjalanan, namun dampaknya memang belum terlihat signifikan hingga saat ini.

"Sebab, penentuan tarif premi asuransi masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya segmentasi pasar, inovasi produk, persaingan industri, serta kerjasama dengan maskapai atau agen perjalanan" ungkap Musi kepada Kontan, Jumat (11/10).

Baca Juga: Allianz Life Indonesia Fokus Perluas Produk dan Teknologi untuk Tingkatkan Layanan

Namun sampai saat ini, perusahaan secara berkala terus mengkaji kondisi industri dengan tetap meningkatkan pelayanan, menawarkan perlindungan yang lebih komprehensif, hingga mendorong kerja sama dengan mitra atau plaftorm perjalanan.

Dengan demikian, Zurich berupaya untuk menjaga biaya premi tetap kompetitif sambil menawarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

Meski tidak menyebut nilainya, pertumbuhan pendapatan premi bruto Zurich dari segmen asuransi perjalanan mencapai lebih dari 50% secara year on year (YoY) hingga Agustus 2024. Adapun sepanjang tahun 2023, asuransi perjalanan dari Zurich Indonesia mengalami pertumbuhan lebih dari 100% secara YoY yang mencapai lebih dari Rp 150 Miliar.

"Kami tetap menargetkan untuk tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya dengan tetap memberikan perlindungan seluas mungkin kepada masyarakat Indonesia," tuturnya.

PT Asuransi Simas Insurtech memiliki pandangan berbeda, menurut perusahaan, meski secara nasional penerbangan atau wisata meningkat karena faktor gaya hidup, namun hal ini tidak sejalan dengan tren pertumbuhan asuransi perjalanannya.

Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan bahwa masyarakat masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya asuransi perjalanan, sehingga belanja asuransi belum menjadi prioritas dalam setiap perjalanan yang dilakukan.

Hingga September 2024, Simas Insurtech mencatat premi asuransi perjalanan sebesar Rp 14, 6 Miliar, angka ini menurun 43% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Simas Insurtech menargetkan premi asuransi perjalanan bisa mencapai Rp 30 Miliar hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Asuransi Perjalanan Simas Insurtech Capai Rp 14,6 Miliar hingga September 2024

"Kami harus terus melakukan upaya melakukan inovasi produk asuransi perjalanan. Bagaimana mengemas biaya asuransi yang lebih murah untuk bisa mengikuti trend gaya hidup kekinian generasi milenial dan generasi Z," kata Teguh kepada Kontan, Senin (14/10).

Simas Insurtech juga terus berupaya untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang manfaat asuransi perjalanan dan terus meningkatkan kerja sama dengan banyak travel agent.

Sementara itu PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance menyampaikan produk asuransi perjalanan perusahaan didominasi dari asuransi untuk haji dan umrah (travella syariah).

"Jadi dampak tarif tiket pesawat domestik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian dari asuransi perjalanan di Tugu Insurance," ujar Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat kepada Kontan, Rabu (16/10).

Per September 2024, premi asuransi perjalanan syariah Tugu Insurance tercatat mengalami peningkatan sebesar 70% secara YoY.

Tatang bilang, strategi yang dilakukan oleh Tugu Insurance untuk meningkatkan premi asuransi haji dan umrah adalah dengan mengoptimalkan kerja sama yang dilakukan dengan para strategic partners. 

"Kerja sama ini dilakukan dengan asosiasi travel agent haji & umroh, serta kerja sama dengan berbagai perusahaan Penyelenggara Ibadah Umrah maupun Haji (PPIU & PPIH) di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.

Selain itu, hal ini juga didukung pula dengan inovasi digital process untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan, Tentunya dengan layanan penerbitan polis yang cepat, serta proses klaim yang simple, Tugu Insurance percaya penjualan asuransi perjalanan akan mencapai target yang diharapkan.

Baca Juga: Berimbas ke Premi, Ini Strategi Asuransi Zurich Hadapi Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Selanjutnya: Laba Operasional Nokia Naik 9% pada Kuartal Ketiga Berkat Pemotongan Biaya

Menarik Dibaca: Livin' by Mandiri Integrasikan Mobile Banking dan Layanan Investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×