Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Beberapa perusahaan asuransi umum makin getol mengembangkan usahanya dengan membidik segmen ritel. Selain mendorong perolehan premi, segmen ritel tersebut dinilai dapat mendatangkan keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh segmen korporasi.
Yasril Y. Rasyid, Direktur Utama PT Tugu Pratama Indonesia (TPI), mengakui pihaknya memacu bisnis ritel sehingga penggunaan nett retensi secara penuh. Retensi adalah kemampuan pertanggungan perusahaan asuransi.
Maklum, selama ini TPI kesulitan menaikkan retensi karena lebih banyak bermain di segmen korporasi. Kontribusi segmen korporasi mencapai 90% terhadap perolehan premi. Alhasil, jumlah risiko yang ditanggung sangat besar sejalan dengan beban pertanggungan yang jumbo dari produk asuransi korporasi.
Nah, dengan peralihan ke segmen ritel, TPI berharap dapat melebarkan portofolio produknya. Perusahaan asuransi ini menargetkan kontribusi premi segmen ritel meningkat cukup besar tahun ini. Tahun lalu, porsinya baru 10% dari total premi. "Kami berharap bisa naik jadi 15% sampai 20%," kata Yasril, pekan lalu.
Sepanjang tahun 2014, TPI menargetkan perolehan premi bruto sebesar Rp 2,3 triliun atau naik sekitar 13,3% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 2,03 triliun. Dengan proyeksi tersebut, maka perolehan premi dari segmen ritel tahun ini diharapkan Rp 345 miliar sampai Rp 460 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, TPI akan terus mengembangkan produk baru di pasar ritel. Selain itu, meningkatkan sistem keagenan hingga ke tahap pembuatan agency office.
Antisipasi dari asing
Upaya menggarap segmen ritel juga dilakoni MNC Insurance. Salah satu alasannya adalah mengantisipasi persaingan yang semakin ketat di bisnis asuransi umum. Banua Sianturi, Direktur MNC Insurance, bilang, pasar yang semakin terbuka ikut mengundang masuknya perusahaan asing. Perusahaan asing itu bakal gencar memasarkan produk bagi segmen korporasi. "Jadi kami antisipasi itu dengan terus memacu ritel," imbuhnya.
MNC Insurance sebenarnya telah fokus pada segmen ritel yang berkontribusi sekitar 60%. Porsi itu berkat dukungan dari jalur agensi yang berkontribusi sebesar 45% untuk meraih premi. Nah, untuk meningkatkan kontribusi tersebut, jalur agensi akan terus dikembangkan. Caranya memperbanyak jumlah agen menjadi 1.000–1.500 agen hingga akhir 2014. Sampai akhir tahun lalu, MNC Insurance baru punya 720 agen.
Sejalan dengan langkah tersebut, MNC Insurance menargetkan premi tahun ini sebesar Rp 229,3 miliar. Porsi premi yang berasal dari jalur agensi dipatok sebesar 55%. "Kalau jumlah agen bertambah, otomatis kontribusi ritel pun bakal naik," ujar Banua.
Asuransi Sinar Mas juga bakal menggenjot segmen ritel tahun ini. Salah satu caranya adalah terus mencermati peluang untuk memasarkan produk business partner (BP). Hingga kuartal I lalu, perusahaan ini sudah memiliki sekitar 3.700 BP. "Kami bisa tingkatkan ritel terutama dari komunitas melalui BP ini," kata Direktur Asuransi Sinar Mas, Dumasi M. Samosir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News