kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Asuransi yakin penuhi wajib SBN tahun ini


Senin, 13 Juni 2016 / 11:30 WIB
Asuransi yakin penuhi wajib SBN tahun ini


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan ketentuan investasi minimal di surat berharga negara (SBN) jadi angin segar. Pelaku industri asuransi optimistis bisa memenuhi ketentuan itu akhir tahun ini.

Hendrisman Rahim, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), menyatakan, kelonggaran itu akan memudahkan perusahaan asuransi mendekap obligasi pemerintah sesuai aturan main. Selama ini perusahaan asuransi jiwa sulit memenuhi investasi minimal di SBN sebesar 30% dari total dana kelolaan.

Sebab, tak mudah bagi perusahaan asuransi jiwa membeli SBN terutama di primary market. Mereka harus berebut dengan perusahaan sektor lain terutama perbankan. Belum lagi, harga SBN bisa lebih mahal dengan yield yang cenderung lebih rendah.

Pasokan minim

Sekadar mengingatkan, OJK pekan lalu merilis Rancangan Peraturan OJK yang isinya mengurangi porsi investasi minimum pada SBN di industri keuangan non bank sebesar 50%. Sebagai gantinya, pelaku industri boleh membeli obligasi yang diterbitkan BUMN sektor infrastruktur.

Meski begitu, Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), bilang, pasokan obligasi perusahaan pelat merah masih kurang mencukupi permintaan para pelaku industri keuangan bukan bank.

Berdasarkan riset KONTAN, tahun ini baru PT Waskita Karya Tbk yang menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Obligasi itu bertenor tiga tahun dengan bunga tetap sebesar 9,25%. Aksi ini adalah bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target total Rp 5 triliun.

Sedangkan tujuh BUMN infrastruktur lainnya, termasuk PT Wijaya Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk, belum secara pasti merilis penerbitan surat utang untuk tahun ini.

Tapi, tidak semua perusahaan asuransi betul-betul kering SBN. PT BNI Life Insurance mengklaim, porsi investasi mereka di surat utang pemerintah telah melebihi angka 20%.

Budi Tampubolon, Direktur Utama BNI Life, menyebutkan, beberapa tahun terkahir kebijakan investasi perusahaannya memprioritaskan pembelian SBN.

Selain relatif aman, SBN juga terbilang cocok dengan liabilitas BNI Life. "Kebijakan kami membeli obligasi BUMN atau swasta yang ratingnya minimal AA," kata Budi.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×