Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Di sisi lain, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan pihaknya akan tetap mencermati perkembangan kondisi ekonomi dan kebijakan bank sentral. BCA pun menurut catatan Vera sebenarnya sudah menurunkan suku bunga sebesar 100 bps untuk segmen tertentu seperti korporasi sepanjang tahun 2019.
Walau tak membeberkan rencana penurunan bunga, bank swasta terbesar ini tetap mempertimbangkan opsi tersebut. Tentunya dengan prinsip kehati-hatian. "BCA akan senantiasa mengkaji perkembangan pasar terkini dan akan menyesuaikan suku bunga secara selektif," terangnya.
Baca Juga: Bank Syariah Mandiri launching digital branch di Makassar
Adapun, BCA mematok bunga kredit konsumsi KPR dalam SBDK di awal 2020 sebesar 9,9% dan non KPR 8,61%.
Senada, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) secara singkat juga mengisyaratkan akan adanya penurunan suku bunga. Hanya saja, pihaknya belum dapat merinci segmen kredit mana yang akan merasakan penurunan bunga lebih dulu pasca pemangkasan BI7DRR. "BRI akan mengkaji kemungkinan untuk penurunan suku bunga," singkat Direktur Konsumer BRI Handayani.
Sebagai gambaran, BRI dalam SBDK-nya mematok bunga kredit konsumsi KPR sebesar 9,9% dan non KPR 12%.
Sekadar informasi, Analisis Uang Beredar BI per Desember 2019 lalu mencatatkan kredit properti tumbuh 9,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.029,4 triliun, melambat dari bulan sebelumnya yang naik 10,7%.
Baca Juga: Jokowi apresiasi keputusan BI memangkas suku bunga acuan
Bila dirinci, realisasi KPR secara industri baru tumbuh 8% yoy menjadi Rp 504,4 triliun, lebih pelan dari bulan sebelumnya yang sempat naik 8,9%. Menurut analisa BI, perlambatan ini disebabkan oleh kredit KPR tipe 22-70 di wilayah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News