kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asyik, bankir isyaratkan bunga KPR bakal turun


Selasa, 25 Februari 2020 / 18:39 WIB
Asyik, bankir isyaratkan bunga KPR bakal turun
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BCA di Tangerang Selatan, Jumat (8/11).Beberapa bank merespon positif kebijakan pemangkasan suku bunga BI dengan mengisyaratkan adanya penurunan bunga KPR./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2019.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2020 telah memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Penurunan suku bunga ini merupakan salah satu strategi operasi moneter BI untuk menjaga likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.

Tentunya, salah satu penurunan ini juga diharapkan dapat lebih mendorong penyaluran kredit perbankan. Termasuk kredit pemilikan rumah (KPR). Pasalnya, Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI memperkirakan harga properti residensial pada triwulan I 2020 akan lebih rendah. Hal ini disebabkan melambatnya kenaikan harga rumah tipe menengah dan besar.

Baca Juga: Bank dorong ekspansi cabang digital

Walhasil, beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id pun merespon positif kebijakan BI dan mengisyaratkan adanya penurunan bunga KPR. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya yang akan memantau kondisi pasar KPR lebih dulu sebelum memutuskan untuk memangkas bunga KPR. 

"Kami sebisa mungkin memberikan bunga terbaik, dan ada banyak pengaruh terutama dari cost of fund (biaya dana)," ujar Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan kepada Kontan.co.id, Selasa (25/2).

Lebih lanjut, bank bersandi saham BNGA ini mengatakan bila kondisi likuiditas di pasar keuangan mengalami perbaikan, tidak berlebihan kalau biaya dana yang dikeluarkan bank untuk memperoleh dana bakal menciut. "Sehingga bunga pinjaman bisa turun," sambungnya.

Lani menyebut perseroan pun sudah punya sederet program untuk memfasilitasi kebutuhan calon nasabah. Misalnya, CIMB KPR XTRA dengan buna mulai dari 3,65, KPR XTRA Manfaat dengan bunga KPR 0% dan beberapa promo lainnya.

Baca Juga: Mendekati tanggal cum dividen, simak rekomendasi tiga emiten perbankan ini

Sebagai informasi saja, saat ini suku bunga dasar kredit (SBDK) kredit konsumsi CIMB niaga untuk KPR sebesar 9,55% dan non KPR 9,95% per akhir Januari 2020.

Di sisi lain, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan pihaknya akan tetap mencermati perkembangan kondisi ekonomi dan kebijakan bank sentral. BCA pun menurut catatan Vera sebenarnya sudah menurunkan suku bunga sebesar 100 bps untuk segmen tertentu seperti korporasi sepanjang tahun 2019.

Walau tak membeberkan rencana penurunan bunga, bank swasta terbesar ini tetap mempertimbangkan opsi tersebut. Tentunya dengan prinsip kehati-hatian. "BCA akan senantiasa mengkaji perkembangan pasar terkini dan akan menyesuaikan suku bunga secara selektif," terangnya.

Baca Juga: Bank Syariah Mandiri launching digital branch di Makassar

Adapun, BCA mematok bunga kredit konsumsi KPR dalam SBDK di awal 2020 sebesar 9,9% dan non KPR 8,61%.

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) secara singkat juga mengisyaratkan akan adanya penurunan suku bunga. Hanya saja, pihaknya belum dapat merinci segmen kredit mana yang akan merasakan penurunan bunga lebih dulu pasca pemangkasan BI7DRR. "BRI akan mengkaji kemungkinan untuk penurunan suku bunga," singkat Direktur Konsumer BRI Handayani.

Sebagai gambaran, BRI dalam SBDK-nya mematok bunga kredit konsumsi KPR sebesar 9,9% dan non KPR 12%.

Sekadar informasi, Analisis Uang Beredar BI per Desember 2019 lalu mencatatkan kredit properti tumbuh 9,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.029,4 triliun, melambat dari bulan sebelumnya yang naik 10,7%. 

Baca Juga: Jokowi apresiasi keputusan BI memangkas suku bunga acuan

Bila dirinci, realisasi KPR secara industri baru tumbuh 8% yoy menjadi Rp 504,4 triliun, lebih pelan dari bulan sebelumnya yang sempat naik 8,9%. Menurut analisa BI, perlambatan ini disebabkan oleh kredit KPR tipe 22-70 di wilayah Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×