Reporter: Adhitya Himawan, Dessy Rosalina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tantangan industri perbankan Tanah Air bakal semakin berat. Kekhawatiran perbankan: paceklik likuiditas berlangsung lebih parah.
Pasalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengkaji aturan main pemberian hadiah ke nasabah. Alasan OJK, program tabungan berhadiah mempengaruhi rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
Meski masih dalam kajian, perbankan sibuk menyusun strategi. Saat ini, sejumlah bank telah melakukan perhitungan andaikan aturan tabungan berhadiah jadi meluncur. "Kami sudah melakukan simulasi, jika terbit aturan tabungan berhadiah. Memang berdampak pada pengumpulan dana pihak ketiga (DPK), tapi tidak signifikan dan sifatnya sementara," ujar Andreas Kurniawan, Consumer Strategy & Marketing Division Head Bank OCBC NISP.
Menurut Andreas, selama ini tabungan berhadiah digemari lantaran nasabah bisa mendapatkan keuntungan yang langsung dirasakan. Namun, tidak semua nasabah menginginkan iming-iming hadiah. Ada juga nasabah yang lebih menginginkan bunga deposito yang tinggi.
Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel Bank BNI, menyatakan program tabungan berhadiah memberikan pengaruh kecil terhadap beban operasional bank. "Yang harus diwaspadai OJK adalah, deposito berhadiah. Selain biaya dana tinggi, ini menimbulkan biaya menjadi sangat tinggi dengan ditambah hadiah," ujar Darmadi, ke KONTAN, akhir pekan lalu.
Bank BNI tak khawatir terhadap dampak aturan tabungan berhadiah. "Tidak masalah. Kami bisa langsung menghentikan program tabungan berhadiah," ujar Darmadi.Catatan saja, tahun lalu BNI memiliki program tabungan berhadiah BNI Taplus. BNI membagikan hadiah mulai mobil, emas, sepeda motor, hingga kulkas. Sementara, OCBC NISP pernah membagikan dua gadget hadiah bagi nasabah.
Selain memberatkan BOPO, OJK beralasan, pemberian hadiah menyulitkan perbankan kecil. Mereka memiliki dana minim untuk memberikan iming-iming hadiah.
Menurut Darmadi, selama ini tabungan hadiah bukan satu-satunya alasan nasabah menabung. "Bank besar memiliki infrastruktur seperti kantor cabang dan jaringanATM lebih besar. Pelayanan juga optimal, maka banyak nasabah lebih menabung di bank besar," ujar Darmadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News