Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
Lanjut ia, rencana perluasan sektor yang wajib menempatkan DHE di dalam negeri seperti industri manufaktur dalam revisi PP Nomor 1/2019 juga dapat mendorong pertumbuhan likuiditas valas seiring dengan peningkatan ekspor dan surplus neraca perdagangan.
Seiring dengan adanya revisi perubahan peraturan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia tersebut, BRI akan melakukan penyesuaian terhadap pemberian tingkat suku bunga deposito valas yang kompetitif sehingga para eksportir tertarik untuk menempatkan DHE di dalam negeri.
“Likuiditas valas di awal tahun 2023 cukup manageable dan dari sisi simpanan valas masih terjaga serta tetap aktif mendukung pertumbuhan kredit, dengan LDR valas posisi Desember 2022 sebesar 51,65%,” paparnya.
Baca Juga: Belum Semua Devisa Ekspor Masuk Indonesia
Ia menyatakan kenaikan permintaan valas cenderung meningkat di semester satu ini. Guna menjaga kebutuhan pendanaan agar terjaga secara optimal BRI berfokus pada pengelolaan dana jangka pendek hingga menengah menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan nasabah.
Adapun Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menyatakan penempatkan DHE di bank akan memberikan faktor positif tambahan bagi kinerja saham bank.
Nico yakin kelompok bank besar tersebut akan meneruskan tren positifnya pada 2023. Faktor utamanya masih ditopang oleh penguatan pertumbuhan kredit yang diproyeksi dua digit. Lalu pertumbuhan DPK juga akan meningkat.
Ia melihat harga saham bank besar ini terus meningkat di sepanjang tahun ini. Nico menargetkan harga saham BBCA di level Rp 9.300, BBRI pada Rp 5.500 dan BMRI Rp 11.700. Kemudian BBNI di posisi Rp 11.200 dan BBTN pada Rp 1.900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News