kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Bangkok Bank bakal gelar RUPSLB, akuisisi Permata sampai babak final


Selasa, 03 Maret 2020 / 16:53 WIB
Bangkok Bank bakal gelar RUPSLB, akuisisi Permata sampai babak final


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bangkok Bank Ltd dalam laman resminya bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Maret 2020. Adapun, salah satu agenda dalam RUPS tersebut adalah untuk meminta restu pemegang saham dalam rangka pengambilalihan 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Asal tahu saja, besaran saham tersebut saat ini dimiliki oleh PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank.

Dalam keterbukaan yang ditandatangani oleh Corporate Secretary Bangkok Bank Apichart Ramyarupa tersebut RUPSLB tersebut bakal digelar di kantor pusat Bangkok Bank, Thailand pada 15.00 waktu setempat.

Baca Juga: Selepas akuisisi, Bangkok Bank targetkan Bank Permata masuk BUKU IV

"Agenda RUPSLB yaitu menimbang dan menyetujui akuisisi seluruh saham di Bank Permata. Serta pembahasan bisnis lain," tulisnya dalam keterangannya yang dilaporkan (7/2) lalu.

Adapun, dana yang dipergunakan untuk mengakuisisi Bank Permata antara lain berasal dari arus kas internal dan pembiayaan rutin. Lebih lanjut, dalam keterbukaan tersebut disebutkan pula bahwa Standard Chartered dan Astra bakal menjual sekitar 12,49 miliar lembar saham seri B, yang masing-masing mewakili 44,56% saham di Bank Permata. Dengan total saham yang bakal dibeli oleh Bangkok Bank sebanyak 89,12% saham.

Kesepakatan sebelumnya, antara pemegang saham Bank Permata dan Bangkok Bank selaku investor antara lain memborong saham tersebut seharga 1,77 kali nilai buku Bank Permata. Artinya, indikasi pembelian Bank Permata oleh bank asal Thailand ini seharga Rp 1.498 per saham atau sebesar Rp 37,43 triliun.

Seluruh kesepakatan antara Standard Chartered dan Astra International telah ditandatangani dalam Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA).

Sebagai hasil dari transaksi ini, nantinya Bangkok Bank juga akan memiliki anak perusahaan Bank Permata yakni PT Sahabat Finansial Keluarga yang 99,99% sahamnya dipegang oleh Bank Permata.

Selain membeli saham Astra, dan Bank Permata, Bangkok Bank dalam perjanjian tersebut juga telah berkomitmen untuk penawaran wajib (mandatory tender offer) kepada pemegang saham publik dengan total kepemilikan 10,88%. Artinya Bangkok Bank diprediksi bakal mengucurkan dana kurang lebih Rp 42 triliun untuk memuluskan aksi akuisisi ini.

Baca Juga: Diakuisisi Bangkok Bank, Moody's Pertimbangkan untuk Menaikkan Peringkat Bank Permata

Sebelumnya, dalam keterbukaannya kepada bursa Bank Permata pun telah menggaungkan rencananya untuk masuk ke kelompok bank BUKU IV dengan modal inti di atas Rp 30 triliun.

“Bangkok Bank bermaksud untuk selanjutnya berinvestasi terhadap nasabah, karyawan, mitra usaha dan infrastruktur Bank Permata, dan mengubah Bank Permata menjadi suatu BUKU IV terkemuka di Indonesia,” tulis ringkasan akuisisi yang diterbitkan Bank Permata, Senin (2/3).

Adapun hingga akhir tahun lalu, Bank Permata masih tercatat sebagai BUKU III dengan modal inti Rp 22,15 trliun. Untuk menuju BUKU 4, artinya Bank Permata masih butuh menambah modal hingga Rp 7,85 triliun lagi.

Proyeksinya, Bank Permata juga bakal didorong untuk mulai berekspansi di regional Asia Tenggara, khususnya untuk membidik segmen UMKM yang jadi bisnis utama Bangkok Bank.

Meski Demikian, Bangkok Bank mengaku tak punya niat mengutak-atik keorganisasian Bank Permata, termasuk mengubah struktur manajemen Bank Permata, termasuk bakal mempertahankan pekerja Bank Permata. Meskipun sejatinya mereka punya kewenangan terhadap hal tersebut.

Nah, Bank Permata sendiri memang dijadwalkan untuk melakukan RUPSLB pada 23 April 2020 untuk meminta restu kepada pemegang saham. Aksi korporasi besar-besaran ini diperkirakan bakal rampung pada Semester I 2020.

Pun, pertengahan bulan lalu Direktur Keuangan Bank Permata Lea Setianti Kusumawijaya menuturkan proses ini kemungkinan besar akan rampung pada 2020. Bukan tanpa alasan, pasalnya terkait rencana masuknya investor baru di Bank Permata saat ini sedang dalam proses perizinan di dua regulator yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank of Thailand.

Sejatinya, ada tiga dokumen yang masih dalam tahap pengkajian oleh OJK, antara lain draft rencana akuisisi, akta pengalihan saham dan dokumen uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Bangkok Bank sebagai pemegang saham baru.

Proses perizinan tersebut merujuk pada Peraturan OJK POJK 41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum yang bau saja dirilis Desember 2019 lalu.

"OJK akan punya waktu 20 hari kerja untuk menelaah, setelah itu akan diumumkan dan dilanjutkan dengan RUPS, dan ke OJK lagi untuk mendapat persetujuan," kata Lea, Rabu (19/2) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×