kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Banjir likuiditas, Bank Mandiri tunda cari dana


Jumat, 18 Desember 2015 / 18:38 WIB
Banjir likuiditas, Bank Mandiri tunda cari dana


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk mengurungkan niat mencari pendanaan berbentuk surat utang dalam waktu dekat. Pasalnya, bank pelat merah ini tengah kebanjiran likuiditas setelah menggelar revaluasi aset dan memperoleh ekses dana dari penurunan giro wajib minimum (GWM) beberapa waktu lalu.

Dengan menggelar revaluasi, emiten dengan kode saham BMRI ini tercatat meningkatkan permodalan hingga Rp 25 triliun. Sehingga, rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) Bank Mandiri akan terkerek dari 17% menjadi sekitar 20% pada akhir tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, selisih revaluasi aset berubah menjadi capital gain. Nah, seluruh capital gain ini dialokasikan untuk peningkatan modal. Karena modal bertambah, Bank Mandiri merasa belum memiliki kebutuhan mencari pendanaan. “Bukan batal menerbitkan subdebt ataupun batal menggelar rights issue tapi ditunda karena kami menempuh jalur revaluasi aset,” ujar Rohan, Jumat (18/12).

Selain dari revaluasi aset, Bank Mandiri juga memperoleh sokongan dana berupa fasilitas kredit dari China Development Bank (CDB). Tidak tanggung-tanggung, bank pemerintah negeri tirai bambu itu memberikan komitmen fasilitas kredit sebesar US$ 1 miliar. Sampai saat ini, perseroan baru menarik pinjaman sekitar US$ 880 juta.

Rohan menambahkan, kelonggaran GWMjuga memberikan dampak terhadap likuiditas yang dimiliki perseroan. Setiap likuiditas ini akan disalurkan untuk menambah porsi kredit. “Dari penurunan GWM hingga0,5%, nilainya diperkirakan sekitar Rp 20 triliun,” terang Rohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×