kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bank Artos kantongi restu rights issue


Rabu, 20 September 2017 / 18:48 WIB
Bank Artos kantongi restu rights issue


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos) mendapat restu pemegang saham untuk menggelar penerbitan saham baru atau rights issue. Persetujuan ini diraih saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Rabu (20/9).

Deddy Triyana, Sekretaris Perusahaan Bank Artos bilang, rights issue ini dilakukan untuk menambah permodalan perusahaan.

"Sampai Juli 2017 modal inti bank Artos sebesar Rp 150 miliar," kata Deddy kepada Kontan.co.id, ketika ditemui setelah acara RUPSLB, Rabu (20/9).

Penambahan modal melalui pasar modal ini nantinya akan dilakukan bertahap sebanyak tiga kali yatu pada 2018, 2020 dan 2022 mendatang. Harapannya, setelah rights issue, modal inti bank pada 2022 bisa mencapai Rp 570 miliar.

Bank Artos membuka diri jika ada investor baru masuk nantinya. Hal ini dimungkinkan dengan adanya proses penawaran saham baru dengan rights issue ini.

Terkait jumlah rights issue Deddy bilang jumlahnya diperkirakan lebih dari Rp 200 miliar. Penambahan modal ini selain menambah permodalan juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja bank. Saat ini rasio kecukupan modal (CAR) bank mencapai 22%.

Ke depan bank akan menjaga rasio permodalan sebesar 15%.

Sampai Juli 2017, kinerja bank Artos belum begitu bagus dalam hal profitabilitas, namun dari sisi fungsi intermediasi tumbuh cukup baik. Tercatat sampai Juli 2017 pertumbuhan kredit bank sebesar 10,6% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 511 miliar.

Pertumbuhan kredit ini utamanya dikontribusikan karena kredit kemitraan umkm di sektor pengangkutan.

Sedangkan laba tercatat turun 85% yoy menjadi Rp 5,1 miliar. Turunya laba ini karena pendapatan bunga bersih turun 2,7% yoy. Selain itu CKPN tercatat juga naik 97% yoy menjadi Rp 19,5 miliar.

Seiring dengan pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah atau NPL juga turun menjadi 4% di Juli 2017. NPL ini mayoritas menurut Deddy disumbang sektor multifinance. Sampai akhir tahun diproyeksi pertumbuhan kredit bank mencapai 10% sampai 15% yoy menjadi Rp 570 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×