Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) telah mendapatkan restu dari pemegang saham untuk mendapatkan investor baru dan menggelar rights issue tahun ini. Jika aksi korporasi itu terealisasi, bank ini akan naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II.
Saat ini, Bank Artos tercatat masih dikendalikan oleh keluarga Hardy dengan kepemilikan 80%. Rinciannya, Arto Hardy menguasai 39,5% serta Lina Arto Hardy, Sinatra Arto Hardy, dan William Arto Hardy masing-masing menggenggam 13,5% saham.
Baca Juga: Pertumbuhan kredit perbankan melambat, ini penyebabnya
Pengusaha Patrick Sugito Waluyo dan Jerry Ng akan mengakuisisi 51% saham Bank Artos dari keluarga Hardy. Jerry lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) akan membeli 37,65% dan Patrick melalui Wealth Track Technology Ltd (WTT) akan mencaplok 13,35% saham Bank Artos.
Dengan perubahan pemegang saham pengendali itu, Bank Artos ingin masuk ke segmen ritel lewat platform digital. Selama ini, bank BUKU I memang hanya fokus menjalankan bisnis di segmen komersial.
Untuk masuk jadi bank digital itu, perseroan membutuhkan belanja modal (Capital expenditure) yang sangat besar dalam pengembangan infrastruktur IT. Itu sebabnya, perseroan ingin melakukan penguatan modal lewat rigths issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 15 miliar lembar saham.
"Akuisisi dan rights issue sudah dapat izin pemegang saham. Kami targetkan akuisisi itu rampung sebelum akhir tahun dan rights issue juga akan paralel dipersiapkan. Harapan kami, keduanya bisa rampung sebelum akhir tahun. Dan begitu dana rights issue masuk maka kami akan jadi BUKU II," jelas Direktur Utama Bank Artos Deddy Triyana di Jakarta usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Senin (30/9).
Baca Juga: Likuiditas perekonomian Agustus 2019 tumbuh melambat
Deddy bilang, saat ini modal inti Bank Artos masih sekitar Rp 120 miliar. Menurutnya, perbankan memang harus melakukan inovasi-inovasi untuk mengikuti setiap perkembangan yang ada. Masuknya ke segmen digital akan menjadikan Bank Artos jadi bank yang lebih kuat dan mempunyai daya saing dalam skala nasional.
"Kami yakin pelaksanaan rencana transaksi akuisisi akan meningkatkan kekuatan dan kemampuan Bank Artos dalam menghadapi perkembangan dan dinamika sektor perbankan Indonesia yang berjalan dengan cepat," tambah Deddy.
Sepanjang tahun ini, Bank Artos tidak terlalu gencar melakukan penyaluran kredit sebagai antisipasi perubahan pemegang saham tersebut. Perseroan hanya fokus melayani permintaan dari nasabah eksisting dan juga nasabah referral. Meskipun begitu, bank ini optimis bisa mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 10% sampai ujung tahun.
Per Juni 2019, Bank Artos mencatatkan aset sebesar Rp 694,1 miliar dimana penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Rp 578,7 miliar dan penyaluran kredit Rp 375,1 miliar. Saat ini, bank ini memiliki delapan jaringan kantor tang berlokasi di Bandung, Jakarta dan Tangerang.
Baca Juga: Otoritas Jasa Keuangan versus harapan publik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News