kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Asing Getol Lakukan Aksi Korporasi Untuk Kuasai Pasar Indonesia


Rabu, 27 Maret 2024 / 20:22 WIB
Bank Asing Getol Lakukan Aksi Korporasi Untuk Kuasai Pasar Indonesia
PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mengakuisisi 51% saham OTO Group dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,55 triliun


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank yang sahamnya dimiliki investor asing akan menghadapi babak baru dalam menjalankan bisnisnya pada tahun 2024. Bagaimana tidak, bank milik investor asing ramai melakukan aksi korporasi melalui akuisisi demi berlomba menguasai pasar di Indonesia.

Di antara bank yang akan memasuki babak baru di tahun ini adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank BTPN Tbk (BTPN),

Yang terbaru ada BTPN yang baru mengakuisisi 51% saham OTO Group dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,55 triliun yang sumber dananya berasal dari perolehan dana rights issue yang berhasil dihimpun sebesar Rp 6,73 triliun.

Baca Juga: Simak Peta Persaingan Perbankan di Tengah Kuatnya Cengkraman Investor Asing

Dengan demikian, dua perusahaan pembiayaan yaitu PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) resmi menjadi entitas anak usaha BTPN tahun ini.

Direktur Utama BTPN Henoch Munandar mengatakan, setelah menjadi pengendali saham OTO Grup, maka secara portofolio, kredit BTPN secara konsolidasi akan meningkat tahun ini, khususnya menyasar segmen pasar pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua di Indonesia.

"BTPN akan join finance dengan OTO Grup, dan tentu ini akan mempercepat portofolio mix dan pertumbuhan kredit di sektor pembiayaan konsumer di BTPN, ini sinergi yang coba kita raih dari akuisisi," kata Henoch saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/3).

Lebih lanjut Henoch mengatakan, setelah akuisisi ini ke depan pihaknya akan mensinergikan teknologi digitalisasi yang dimiliki BTPN untuk pengembangan pembiayaan kendaraan bermotor bersama OTO Grup.

Dia merinci, adapun tahap awal kolaborasi setelah OTO Grup masuk entitas usaha BTPN, pihaknya akan berfokus pada beberapa lingkup seperti join finance, pemanfaatan masing-masing institutional channel yang ada, hingga peningkatan SDM melalui pelatihan bersama.

Baca Juga: Begini Peta Persaingan Perbankan di Tengah Makin Kuatnya Cengkraman Investor Asing

"Dalam hal ini pembiayaan konsumer, kami akan menciptakan keberlanjutan di BTPN dalam jangka menengah dan panjang. Proyeksi kami setelah akuisisi akan memperbaiki kinerja atau menambah bisnis BTPN di tahun 2024," kata Henoch.

Tahun lalu, BTPN mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp156,56 triliun tumbuh 7,14% YoY. Akan tetapi, aset BTPN turun 3,69% YoY menjadi Rp201,44 triliun.

Meski begitu, BTPN tetap menjaga kualitas asetnya, dimana rasio kredit bermasalah (NPL) gross dan nett per Desember 2023 masing-masing turun menjadi 1,23% dan 0,41%, dari sebelumnya di posisi 1,32% dan 0,45% per Desember 2022.

Selanjutnya, ada Bank Danamon yang tahun ini juga akan menjalani babak baru usai mengakuisisi portofolio bisnis konsumer retail Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) yang bernilai lebih dari Rp1 triliun.

Baca Juga: Kompetisi Ketat Membayangi Kinerja Emiten Menara

Wakil Direktur Utama Danamon, Hafid Hadeli mengatakan akuisisi ini merupakan langkah strategis Danamon untuk memperkuat bisnis konsumer yang merupakan salah satu mesin pertumbuhan bisnis utama Danamon. 

Pengambilalihan ini juga akan memperkuat perkembangan bisnis retail Danamon ke depannya, terutama di segmen kartu kredit yang disebut Hafid masih memiliki ruang berkembang yang cukup baik di Indonesia..

Hafid juga menyebut ke depannya, Danamon berencana untuk melanjutkan lintasan pertumbuhan (growth trajectory) organik baik pada bisnis Konsumer maupun korporasi sejalan dengan proyeksi pertumbuhan Indonesia yang optimistis.

"Namun kami tidak akan mengesampingkan peluang pertumbuhan anorganik selama hal tersebut sesuai dengan appetite dan strategi kami. Danamon optimis mampu mempertahankan pertumbuhan dua digit di segmen Consumer pada tahun 2024," kata dia kepada Kontan, Rabu (27/3).

Adapun tahun lalu Danamon mencatatkan kinerja yang impressif dengan pertumbuhan kredit yang tumbuh 19% YoY pada tahun 2023, yakni mencapai Rp 174,9 triliun. Sejalan dengan itu laba bersih konsolidasi Danamon meningkat 6% menjadi Rp 3,5 triliun.

Baca Juga: Pengembang Singapura kian ekspansif di Indonesia

Sementara itu, OCBC Indonesia sampai saat ini masih melaksanakan proses pengambilalihan saham PT Bank Commonwealth yang ditargetkan rampung pada semester kedua tahun ini.

Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja merinci, proses akuisisi saham akan selesai di kuartal II, kemudian akan dilanjutkan proses penggabungan atau merger yang ditargetkan selesai pada semester II pada tahun 2024.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×