Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut Parwati mengatakan pihaknya belum bisa memberi detail terkait rencana bisnis bank setelah akuisisi selesai. Namun dia menjelaskan segmen bisnis yang disasar dari akuisisi ini adalah segmen ritel dan UMKM.
"Kami berharap sinergi di bidang ritel dan UKM bisa kami cermati ke depannya, serta sinergi dari berbagai kapabilitas yang bisa dilakukan dua institusi ini,” ujar Parwati.
Adapun berdasarkan rencana bisnis bank dari OCBC NISP, dimana perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 5%-10% pada tahun 2024. Pertumbuhan kredit akan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan total aset.
OCBC NISP juga akan mempertahankan rasio NPL tidak lebih dari 5% sesuai dengan ketentuan regulator. Pertumbuhan kredit juga senantiasa didukung oleh pertumbuhan DPK, melalui strategi untuk meningkatkan pertumbuhan giro dan tabungan secara berkesinambungan.
Baca Juga: Perusahaan Milik Prajogo Pangestu TPIA Tuntaskan Penerbitan Obligasi Rp 1,5 Triliun
Jika menilik laporan tahunannya di 2023, bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh investor kawakan, Lo Kheng Hong ini mencatat kredit konsumer ritel bank sebesar Rp 25,3 triliun. Angka tersebut naik 17,9% YoY.
Secara total, kredit yang diberikan OCBC sepanjang 2023 senilai Rp 154,1 triliun. Kontributor terbesar masih berasal dari kredit investasi yang memiliki portofolio sekitar 44%.
Terakhir ada KB Bank yang menjalani babak baru tahun ini setelah resmi merilis perubahan merek dan logo bank pada awal Maret 2023.
Transformasi ini disebut Presiden Direktur KB Bank Woo Yeul Lee sebagai langkah strategi dalam transformasi bisnis serta mengejar perbaikan profitabilitas perseroan ke depannya.
Maklum saja, bank kini disebut KB Bank ini selama tiga tahun terakhir sibuk membenahi kredit bermasalah pada debiturnya demi bisa capai profit.
Baca Juga: Investor dari 3 Negara di Asia Berminat Akuisisi Multifinance Indonesia, Siapa Saja?
Tahun ini KB Bank selain melanjutkan perbaikan kinerja keuangannya, perseroan juga akan fokus ke digital bank, mengingat perkembangan digital yanggtidak bisa berhenti, sehingga harus selalu dikembangkan dengan model bisnis yang baru seiring dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.
Proses perubahan besar ini memiliki banyak persiapan demi memberikan satu persatu pelayanan yang lebih baik. "Sehingga dibutuhkan suatu model bisnis atau produk yang lebih komprehensif, salah satunya adalah new digital banking. Di bulan Juni tahun ini kami akan melakukan perubahan besar di bidang digital banking," kata Tom.
Sekadar informasi, KB Bank telah mencatatkan peningkatan total aset. Pada 2021 tercatat total aset KB Bank sebesar Rp 89,21 triliun. Kemudian naik menjadi Rp 89,99 triliun pada 2022. Kenaikan tersebut seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News