Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank asing di Indonesia terus memacu pertumbuhan kreditnya tahun ini, khususnya di segmen kredit korporasi. Asal tahu saja, kredit korporasi masih menjadi segmen yang mendominasi dari penyaluran kredit perbankan, tidak terkecuali bagi bank-bank asing di tanah air.
Seperti juga yang dialami oleh bank asing yang berpusat di Korea ini, yakni PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) atau IBK Indonesia yang menyampaikan kredit ke sektor korporasi dan small medium enterprise (SME) setidaknya mendominasi sebesar 90% dari total kredit yang disalurkan bank.
Direktur Utama Bank IBK Indonesia, Chae Jae Young menyampaikan perusahaan manufaktur merupakan sektor yang menjadi fokus bank dalam menyalurkan kredit korporasinya. "Fokus kita adalah perusahaan manufaktur yang memiliki nilai tambah. Tentunya portofolionya berbagai macam ya, tapi 60% adalah perusahaan manufaktur," katanya saat di temui di Jakarta minggu lalu.
Baca Juga: BTN Hadirkan Sales Center KPR Demi Perbesar Pangsa Pasar KPR Non Subsidi
Lebih lanjut Chae Jae Young menyampaikan prediksi ekonomi yang melambat di tahun ini nampaknya akan berefek pada permintaan kredit korporasi. Suku bunga dan inflasi yang cukup tinggi membuat perusahaan yang mengajukan pinjaman lebih berhati-hati.
"Di kuartal pertama ini kita melihat semua investasi cukup stagnan, dan memang tidak banyak kenaikan karena kondisi sekarang, namun dengan kerjasama yang kita jalin dengan Krakatau Posco ini kita harapkan bisa mendorong kredit korporasi," katanya.
IBK Indonesia sendiri telah menyiapkan strateginya untuk menjalankan kredit korporasi di tengah ekonomi yang melambat dengan melakukan reorganisasi di sistem internal, mempersiapkan credit creating system dan credit analisis system yang segera diimplementasikan, sehingga proses kredit akan menjadi lebih cepat dan lebih baik.
IBK Indonesia untuk 3 tahun kedepan menargetkan penyaluran kredit korporasi Rp 40 triliun dan aset sebesar Rp 50 triliun. Sementara itu untuk tahun ini bank menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 30%(YoY) atau mencapai 2,5 triliun hingga akhir 2023. Jika melihat hasil kinerja bank pada tahun kuartal I-2023, IBK Indonesia telah menyalurkan kredit sebesar Rp 7,97 triliun.
Saat ini IBK Indonesia menyalurkan kredit korporasi ke perusahaan-perusahaan korea, seperti LG Energy Solution, Lotte Chemical hingga Samsung.
Senada, PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Danamon menyampaikan trend perkembangan kredit korporasinya sejauh ini cukup baik. Hal ini tercermin dari kinerja di Kuartal I-2023, dimana Danamon berhasil membukukan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 14% (YoY), mencapai Rp68,9 triliun, dari jumlah total kredit dan trade financing yang mencapai Rp151,8 triliun. Sementara itu kualitas aset Danamon juga membaik dengan rasio Loan at Risk yang didalamnya termasuk exposure Covid yang masih dalam periode restrukturisasi, ini tercatat turun menjadi 12,7%.
Credit and Enterprise Risk Management Head Danamon Indonesia, Enriko Sutarto menyampaikan target pertumbuhan kredit korporasi di tahun ini diharapkan berada di kisaran 10%-11%. Jika melihat laporan kinerja kredit Danamon hingga akhir tahun 2022 dimana total kredit dan kredit financing tercatat sebesar Rp 146,7 triliun atau tumbuh 12%(YoY).
Baca Juga: Begini Strategi Allianz Tempatkan Investasi Unitlink
Danamon juga menyampaikan strategi dan fokusnya dengan menyalurkan diversifikasi pembiayaan kepada berbagai macam sektor antara lain seperti otomotif, F&B, telekomunikasi, infrastruktur, konstruksi dan farmasi.
"Otomotif tetap menjadi kekuatan Bank Danamon mengingat sepanjang 2022 industri ini merupakan salah satu sektor utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia," kata Enriko kepada Kontan, Minggu (18/6).
Khusus penyaluran kredit di bidang otomotif, Danamon menggandeng Adira Finance dan didukung oleh MUFG untuk terus melakukan penetrasi ke dalam industri otomotif dan konsumen otomotif. Komitmen tersebut juga didukung dengan partisipasi Danamon Grup sebagai Official Bank Partner dan Official Multifinance Partner pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 & 2023.
Selain itu, Bank Danamon menyampaikan konsistensinya untuk melakukan penyaluran kredit yang dikhususkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis bagi para pelaku UMKM dan Keberlanjutan. Meski begitu Erico menyampaikan Danamon tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit secara selektif dengan mengedepankan tata kelola risiko yang berkualitas.
"Komponen seperti rasio Loan at Risk (LAR) dan Non-Performing Loan (NPL) coverage menjadi bagian penting dalam mengukur kualitas portfolio kredit. Ke depannya, Danamon berkomitmen untuk terus menjaga kualitas kredit dan berkomitmen memberikan penyaluran kredit kepada nasabah." kata Erico.
Pada kuartal I tahun 2023, Danamon berhasil membukukan performa yang baik untuk kedua komponen tersebut, dimana LAR dapat dikelola turun menjadi 12,7% atau membaik sekitar 270 bps (YoY) disertai tingkat NPL coverage yang meningkat mencapai 254%.
Sementara itu Standard Chartered Indonesia juga mencatat kinerja yang positif pada kuartal I-2023, dengan total kredit bank yang disalurkan tercatat sebesar Rp 26,1 triliun, atau naik sebesar 5% secara tahunan. Adapun dari total tersebut, kredit bank didominasi oleh kredit korporasi sebesar Rp 23,9 triliun.
Sementara itu jika dilihat per April 2023, total kredit yang disalurkan sebesar Rp 26,77 triliun. Sejauh ini Jose menyampaikan penyaluran kredit korporasi bank pada sektor industrial dan pembiayaan Enviromenmental Social adn Governance (ESG) di Indonesia.
Baca Juga: Kredit Perbankan ke Sektor Pertambangan Terus Tumbuh, Didukung Upaya Hilirisasi
Secara global, Standart Chartered menargetkan untuk memobilisasi pembiayaan hijau dan transisi senilai US$ 300 miliar hingga tahun 2030 mendatang. Di Indonesia, Standard Chartered menjadi mitra dalam pembiayaan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata di Jawa Barat. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas daya 145MWa
Standard Chartered Indonesia sendiri menyampaikan segmen yang mendorong pertumbuhan bisnis dan pendapatan bank secara signifikan di Indonesia adalah segmen perbankan korporat dan perbankan institusional.
"Ini adalah dua segmen bisnis kami yang terbesar yang berkontribusi pada pendapatan bank," kata Jose. Meski begitu bank tetap berhati-hati dalam memperhitungkan risiko dan kualitas kreditnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News