kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank-bank jumbo gencar memacu pertumbuhan aset


Selasa, 17 Agustus 2021 / 13:10 WIB
Bank-bank jumbo gencar memacu pertumbuhan aset
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang BNI Tangerang Selatan, Selasa (22/6). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/06/2021.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seluruh bank-bank beraset jumbo telah merilis laporan keuangan paruh pertama 2021. Mayoritas mencatatkan pertumbuhan aset sejalan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup besar dan mulai positifnya ekspansi kredit.

Dari sisi jumlah aset, Bank Mandiri tercatat menjadi bank paling besar di Tanah Air. Total asetnya mencapai Rp 1.850,5 triliun per Juni 2021. Itu meningkat 16,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar Rp 1.450,9 triliun atau tumbuh 4,5% year on year (YoY) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Rp 1.129,4 triliun atau naik 15,8% YoY dan PT Bank Negara Indonesia  Tbk (BNI) Rp 875,13 triliun atau naik 5%. 

Namun, dari sisi pertumbuhan aset di periode tersebut, bukan Bank Mandiri Jawarannya. Pertumbuhan aset tertinggi justru ditorehkan PT Bank Permata Tbk yakni 34,7% secara tahunan menjadi Rp 212,9 triliun, disusul PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan yang tumbuh 20,9% menjadi Rp 380,5 triliun. Bank Mandiri ada di urutan ketiga dengan pertumbuhan 16,26% dan BCA di urutan keempat yang tumbuh 15,8%. 

Baca Juga: OJK optimistis melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi

Perbankan melihat aset masih berpotensi tumbuh baik sampai akhir tahun. Royke Tumilaar Direktur Utama BNI mengatakan, pihaknya memandang pada semester II ini masih ada ruang untuk mendorong ekspansi kredit meskipun ada beberapa faktor juga yang harus diperhatikan yang berdampak pada kredit.

Aset BNI masih tumbuh baik di semester I meskipun sudah tidak mengosolidasikan aset BNI Syariah ke perseroan setelah merger menjadi Bank Syariah Indonesia pada 1 Februari lalu. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih sama-sama tumbuh 4,5%.

Sampai akhir tahun, BNI menargetkan kredit masih bisa tumbuh sekitar 5%-7%. "Tentunya ekspansi akan dilakukan secara prundent dan berkualitas," kata Royke dalam paparan kinerja BNI semester I secara virtual, Senin (16/8).

Selain itu, BNI juga akan menjaga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan didominasi oleh dana murah (CASA). Perseroan menargetkan dana murah tetap terjaga di kisaran 65%-68% sampai ujung tahun.

Baca Juga: Bank Bumi Arta (BNBA) lanjutkan lima strategi bisnis ke depan

BNI membukukan DPK tumbuh senada dengan kredit tetapi CASA perseroan meningkat pesat ke level 69,6% dari 65,2% pada Juni 2020. Alhasil biaya dananya turun signifikan dari 2,9% jadi 1,7%.  

Adi Sulistyowati Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, posisi CASA ini merupakan yang terkuat dalam 10 tahun terakhir. "Pertumbuhan dana murah menjadi penyangga aset BNI yang berhasil tumbuh 5% pada semester I. Ini adalah buah transformasi digital yang digital," katanya.

Di sisi lain, pertumbuhan aset Bank Mandiri tidak lepas dari kontribusi dari BSI yang merupakan hasil merger bank syariah BUMN serta pertumbuhan kredit dan DPK yang ditorehkan perseroan.  Kredit bank pelat merah ini berhasil tumbuh 6,37% dan DPK meningkat 19,7%.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×