kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank berlomba-lomba gelontorkan dana untuk pengembangan digital banking


Sabtu, 07 Desember 2019 / 12:25 WIB
Bank berlomba-lomba gelontorkan dana untuk pengembangan digital banking
ILUSTRASI. Dua orang pengunjung menunjukkan aplikasi New BNI Mobile Banking yang diluncurkan pada acara Soundfest di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). Makin matang, perbankan siap gelontorkan dana jumbo untuk pengembangan digital di tahun depan. ANTARA FOTO/Fa


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah era disrupsi digital, perbankan terus berupaya melakukan berinvestasi dan inovasi untuk melakukan pengembangan digital perbankan (digital banking). Tak hanya bank kecil saja, bank menengah dan bank besar pun juga terus berlomba menciptakan ekosistem digital guna menunjang kebutuhan nasabah sambil memperkuat struktur bisnis ke arah digital.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang di tahun depan sudah menyiapkan dana jumbo mencapai Rp 900 miliar untuk kebutuhan teknologi informasi (TI). Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi menyebut dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan application programming interface (API) management.

Baca Juga: Mandiri Capital belum berhenti berburu start up untuk digandeng

API tersebut menurutnya sejalan dengan transformasi digital yang dilakukan BNI terutama untuk pengembangan solusi open banking dan pengembangan layanan ataupun solusi digital banking.

Selain itu, dana tersebut juga akan dibelanjakan untuk melakukan peremajaan maupun pembaruan infrastruktur guna mendukung peningkatan transaksi. Pun, anggaran TI bank berlogo 46 ini juga sedikit banyak akan dialokasikan untuk memperkuat kapabilitas sisi keamanan perbankan perusahaan alias cyber security. "Untuk tahun depan dari sisi inovasi digital, BNI akan mengedepankan kolaborasi dengan beberapa ekosistem melalui open banking (API)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/12).

Sementara sampai penghujung tahun ini, BNI belum punya rencana lain untuk meluncurkan fitur produk atau layanan digital banking. Namun, Dadang memastikan di tahun depan akan ada beberapa inisiatif pengembangan digital yang akan diterapkan perseroan.

Sebagai informasi tambahan, tahun ini BNI sudah menyiapkan dan menyerap belanja modal TI sekitar Rp 1 triliun. Beberapa layanan perbankan yang sudah diluncurkan yakni pembukaan rekening secara digital melalui digital branch bertajuk BNI SONIC (Self Service Opening Account) yang memakai teknologi face recognition.

Baca Juga: Ini pernyataan Bank KEB Hana kepada nasabah JS Saving Plan Jiwasraya

Hampir serupa dengan BNI, PT Bank OCBC NISP Tbk menyebut ke depan pengembangan teknologi digital perbankan akan diarahkan untuk memberikan layanan kepada nasabah korporasi secara digital. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surdaudaja menyatakan, dalam satu tahun terakhir ini pihaknya sudah dan terus melakukan pengembangan layanan perbankan dan investasi bagi nasabah melalui aplikasi digital yakni ONE Mobile.

"Pengembangan digital juga harus ke perusahaan, baik itu UMKM ataupun perusahaan, untuk hasilkan layanan digital yang maksimal," terangnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (6/12).

Secara terpisah, Head of Strategy and Innovation OCBC NISP Ka Jit menambahkan prioritas perseroan ke depan antara lain juga akan mengembangkan open API. Tak lain agar nasabah korporasi lebih terkoneksi dan terintegrasi serta mendorong ekosistem digital. "Fokusnya bukan hanya transformasi digital, tapi ekosistem digital terutama perubahan perilaku customer," katanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perseroan juga akan meningkatkan capex TI di tahun depan sebanyak 50%. "Mungkin di tahun ini yang belum jadi digunakan, akan dipakai di tahun depan," kata Parwati menambahkan.

Sementara itu, bank raksasa lainnya yakni PT Bank Mandiri Tbk mengungkap ada beberapa upaya pengembangan layanan digital yang akan dirilis tahun ini. Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu lampu hijau dari regulator.

Baca Juga: Satgas Waspada Investasi menegaskan bisnis perkebunan berisiko tinggi

Salah satunya terkait kerjasama penerimaan transaksi uang elektronik yang diterbitkan oleh negara asing (cross border wallet) dan direct debit (pembayaran menggunakan source of fund kartu debit Bank Mandiri).

Tak berhenti sampai di situ, bank berlogo pita emas ini juga bakal merilis dan mengembangkan bisnis digital perusahaan. Utamanya inovasi di tahun depan bakal meliputi pengembangan Mandiri Online dengan teknologi biometrik, tarik tunai tanpa kartu, hingga pengajuan kartu kredit secara daring.

Thomas juga mengisyaratkan, inisiatif digital Bank Mandiri di tahun 2020 juga meliputi layanan pengambilan dana tunai lewat kartu kredit (power cash), penerbitan QR hingga portal API untuk korporasi atau mitra perusahaan.

Sebagai gambaran, walau tidak merinci besaran anggaran TI di tahun depan, tahun ini total capex TI Bank Mandiri sudah mencapai Rp 2 triliun.

Tak ketinggalan, bank menengah seperti PT Bank Mayapada Indonesia Tbk juga akan kembangkan layanan digital di tahun depan. Direktur Kepatuhan Bank Mayapada Rudy Mulyono mengungkap pihaknya akan menyisihkan Rp 350 miliar dari modal untuk belanja TI di tahun 2020.

Dana tersebut menurutnya akan dipakai untuk pengembangan aplikasi mobile banking perusahaan, hingga menggandeng kerjasama dengan beberapa merchant serta meningkatkan infrastruktur TI perseroan. "Kami melanjutkan yang dilakukan tahun ini, dan pastinya dari mobile banking akan lebih dikembangkan lagi. Termasuk kerjasama dengan beberapa pihak," terangnya.

Sebagai catatan, sepanjang tahun ini Bank Mayapada setidaknya menganggarkan belanja modal sekitar Rp 400 miliar.

Baca Juga: Ekonom BCA: Penurunan cadev di November bukan sesuatu yang mengkhawatirkan

Sebelumnya, beberapa bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menyebut sudah siapkan dana jumbo sebesar Rp 5 triliun di tahun depan. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dana tersebut tentunya akan dipakai untuk pengembangan TI perbankan. Selain mendorong teknologi yang sudah ada, perseroan juga akan lebih mendorong pengembangan digital dari sisi internal perusahaan.

Pun di tahun 2020, digital bakal menjadi fokus utama BCA salah satunya lewat pengembangan anak usaha PT Bank Royal Indonesia yang akan masuk ke segmen digital dari sisi kredit.

Sementara dari sisi layanan, bila sesuai rencana di penghujung tahun ini BCA juga akan merilis uang elektronik (Flazz) generasi kedua yang memungkinkan isi ulang saldo menggunakan mobile banking BCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×