Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
Bukan cuma Mandiri Syariah saja, bank berlogo pita emas ini juga mengisyaratkan penambahan modal ke anak usaha lainnya. Namun, Royke ingin lebih dulu melihat rencana bisnis masing-masing anak usaha lebih dulu sebelum menyuntikkan modal tambahan.
"Kalau memang butuh modal kami punya ruang untuk melakukan, karena perluasan bisnis tak hanya lewat akuisisi tapi juga perbesar anak usaha," sambungnya.
Sedikit berbeda, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan rencana penguatan bisnis perusahaan antara lain dengan menambah jumlah anak usaha.
Wakil Direktur Utama Bank BNI Herry Sidharta menerangkan pihaknya memang punya rencana untuk mengakuisisi bank kecil dari kelompok BUKU I dan II di tahun 2020 ini. Selain itu, rencana pembentukan anak usaha asuransi pun termasuk dari rencana.
Baca Juga: Begini strategi Bank BJB Syariah mengarungi bisnis di tahun 2020
Mengenai pembentukan bank, bank bersandi saham BBNI ini berniat untuk membentuk bank digital yang akan menyasar kredit. Menurutnya, segmen tersebut merupakan pasar baru yang tak bisa digarap oleh induk secara maksimal. "Kami memang punya secara digital, tapi kecil sekali. Arahnya memang digital dan konsumer," terang Herry.
Sejauh ini sudah ada tiga bank yang sudah dijajaki oleh BNI, namun ketiganya masih belum memenuhi syarat internal BNI terutama dari tingkat ROE.
Sudah lebih dulu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya telah menyuntik modal ke anak usaha barunya yakni PT Bank Royal Indonesia sebesar Rp 1 triliun. Tambahan modal ini tak lain untuk mendorong perusahaan tersebut masuk ke kelompok BUKU II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News