Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BJB Syariah mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang tahun 2019. Bahkan Bank BJB Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bruto pada akhir tahun yang signifikan yakni sebesar Rp 42,09 miliar secara unaudited.
Tren positif tersebut diharapkan dapat terus berlanjut hingga akhir tahun 2020. Untuk itu serangkaian strategi telah dan tengah dijalankan untuk mengarungi tahun 2020. Salah satunya adalah dengan tetap fokus pada segmen konsumer.
Baca Juga: Banyak kasus, DPR buka peluang pengembalian fungsi OJK ke BI dan Bapepam LK
Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan menilai bahwa potensi pengembangan ekonomi syariah di Jawa Barat sangat besar. Pandangan tersebut didasarkan pada banyaknya penduduk Muslim di Jabar serta didukung jumlah pesantren yang banyak.
Saat ini, provinsi Jabar berada pada peringkat pertama sebagai daerah dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di Indonesia. Satu alasan yang menjadikan sistem ekonomi berbasis syariah berpotensi besar untuk dapat tumbuh berkembang di Jawa Barat.
"Potensinya besar (bagi ekonomi syariah di Jabar) karena kesadaran masyarakat untuk beragama terutama Muslim semakin besar. Itu potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan," ujar Indra dalam keterangannya, Selasa (21/1).
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi syariah di Jabar terus memperlihatkan tren positif. Kini, Jabar menduduki peringkat kedua secara nasional setelah Jakarta terkait pertumbuhan pada sektor ekonomi syariah.
Baca Juga: Banyak masalah, Komisi XI DPR bentuk panja pengawasan internal jasa keuangan
Beberapa objek potensial yang dapat digarap pasar syariah adalah fenomena banyaknya lembaga pendidikan berbasis Islam di Jabar. Menurut catatan Kementerian Agama tahun 2019, total jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 30.000 dan 32% di antaranya berada di Jabar.
Artinya Jabar hadir sebagai daerah dengan pesantren terbanyak di Indonesia. Terlebih, menurut data yang dihimpun Bank Indonesia menunjukkan bahwa, setiap pesantren di Jabar memiliki jumlah santri sekitar 500 orang.
Kenyataan tersebut menunjukkan pesantren di Jabar dapat dijadikan sebagai lembaga ekonomi alternatif dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis syariah.