Reporter: Yoliawan H | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis bank-bank kecil tertekan oleh bisnis bank besar yang agresif. Kredit nasabah bank kecil banyak dicaplok oleh bank besar, dan berpeluang berlangsung sepanjang tahun 2018. Ini menjadi tantangan bagi bank yang masuk bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan BUKU II agar berkinerja lebih baik di tahun ini.
Benny Purnomo, Direktur Utama PT Bank MNC International Tbk berpendapat, kompetisi ini memberikan keuntungan bagi nasabah karena mempunyai alternatif pilihan lain. Di sisi lain, bank besar yang mempunyai keuntungan dari penetapan bunga lebih rendah, mendapatkan celah untuk mengambil alih nasabah bank kecil.
Kendati demikian, "Bank kecil pun punya keunggulan lain seperti fleksibilitas dari sisi pelayanan yang membuat nasabah lebih nyaman," jelas Benny, Jumat (23/2).
Bank kecil harus memutar otak mengolah strategi di luar kompetisi suku bunga. Menurut Benny, hampir semua segmen rentan diambil alih bank besar. Namun umumnya ada pada segmen kredit konsumer dan komersial. "Selama setahun kemarin kurang lebih sekitar Rp 100 miliar kredit Bank MNC yang di ambil alih," jelas Benny.
Sementara, Direktur Utama PT Bank Dinar Indonesia Tbk (Bank Dinar), Hendra Lie melihat, take over yang terjadi biasanya dipengaruhi oleh loan to value (LTV) yang lebih tinggi dari bank besar serta suku bunga yang ditawarkan bank besar cenderung lebih rendah. "Untuk mengantisipasinya, kami melakukan peningkatan pelayanan, kecepatan dan kemudahan ke nasabah," jelas Hendra.
Hendra mengaku sepanjang 2017 kredit Bank Dinar yang sudah diambil alih bank lain sebesar Rp 62,60 miliar.
Edy Kuntardjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) mengaku aksi pengambilalihan kredit oleh bank besar masih akan terjadi. Ini disinyalir oleh permintaan kredit perbankan yang masih lemah.
Hal tersebut menjadikan persaingan kredit menjadi tidak sehat karena umumnya bank skala kecil tidak bisa bersaing di suku bunga kredit. Kendati demikian, bank kecil bisa mengantisipasi dengan fokus kepada kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta memelihara debitur eksisting dengan baik. "Kredit Bank Ina yang sudah di take over bank besar sekitar Rp 200 miliar," ujar Edy.
Sekadar informasi, hingga Desember 2017, Bank Ina telah menyalurkan kredit Rp 1,47 triliun atau tumbuh 6,63% year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News