Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar masih mampu menjaga rasio kredit produktif sebagaimana anjuran Otoritas Jasa Keuangan. Sesuai POJK 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti perbankan mesti menyalurkan kredit produktif dengan ketentuan, BUKU IV minimal 70%, BUKU III minimal 65%, BUKU II minimal 60%, dan BUKU I minimal 50%.
Sementara dari catatan Bank Indonesia, hingga November 2018, tercatat rasio kredit produktif yang disalurkan perbankan mencapai 70,99% setara Rp 3.681,3 triliun dari total penyaluran kredit senilai Rp 5.185,5 triliun.
Sementara beberapa rasio kredit produktif di beberapa bank besar bahkan telah melampaui capaian rata-rata industri. Salah satunya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). "Secara keseluruhan, total kredit hingga November 2018 meningkat 18%. Sementara porsi kredit produktif kami sekitar 72% atau setara Rp 380 triliun, dari total penyaluran Rp 528 triliun," kata Direktur BCA Santoso Liem kepada Kontan.co,id, Kamis (24/1).
Sementara hingga triwulan III/2018, total penyaluran kredit perseroan yang mencapai Rp 515,56 triliun, kredit produktifnya mencapai 72,85% atau setara Rp 375,62 triliun.
Dari catatan tersebut sektor industri yang paling banyak menopang pertumbuhan kredit produktif perseroan berasal dari sektor pertanian dan perkebunan. Dari total kredit perseroan, 8,6% mengalir ke sektor tersebut. "Untuk tahun ini, kami akan mempertimbangkan setiap peluang yang ada selama sesuai dengan risk appetite," lanjutnya.
Kelompok BUKU IV lain, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) bahkan punya capaian lebih besar terkait penyaluran kredit produktifnya. "Kredit konsumer kami cuma 15%-17%, sisanya berasal dari kredit produktif," kata Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta.
Sementara sepanjang 2018 BNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 512,77 triliun, di mana porsi kredit produktifnya mencapai 84,52% atau setara Rp 433,44 triliun.
Sementara secara sektoral, pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol jadi penyumbang terbesar kredit produktif perseroan. Dimana sepanjang 2018, kredit BNI ke sektor ini mencapai Rp 37,60 triliun. Untuk tahun ini, Herry bilang secara keseluruhan perseroan menargetkan pertumbuhan kredit hingga 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News