Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pinjaman produktif oleh perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending masih menghadapi sejumlah tantangan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, outstanding pembiayaan produktif per Maret 2025 tercatat sebesar Rp 28,09 triliun, setara 35,10% dari total pinjaman.
Angka ini menurun dibandingkan Februari 2025 yang masih di level 36,53%.
Arthur Adisusanto, Country Head Modalku menilai bahwa suku bunga bukan satu-satunya faktor penentu minat pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) terhadap pembiayaan produktif.
Baca Juga: Modalku Beberkan Strategi Meningkatkan Penyaluran Pembiayaan ke Sektor Produktif
"Suku bunga kompetitif memang menarik, tapi UKM seringkali lebih mengutamakan kecepatan dan kemudahan akses, apalagi saat menghadapi kebutuhan mendesak untuk memanfaatkan peluang bisnis atau menutup arus kas," ujar Arthur kepada Kontan.co.id, Jumat (23/5).
Arthur menegaskan bahwa nilai tambah pembiayaan produktif dalam mendorong pertumbuhan usaha menjadi aspek yang tak kalah penting.
"Selama pinjaman itu bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan secara signifikan, minat terhadap pembiayaan produktif akan tetap tinggi," tegasnya.
Target Penyaluran & Kualitas Portofolio
Tahun ini, Modalku menargetkan peningkatan penyaluran pinjaman produktif secara konsisten dibandingkan tahun lalu.
Namun, ekspansi ini tetap dibarengi dengan komitmen menjaga kualitas portofolio pembiayaan.
Baca Juga: Modalku Beberkan Tantangan Penyaluran Pembiayaan ke Sektor Produktif
Arthur menyampaikan bahwa hingga saat ini, tingkat wanprestasi (TWP90) di Modalku tercatat stabil di kisaran 0,48%, dan berhasil dipertahankan di bawah 1% sepanjang 2025.
“Kami terus memantau TWP90 secara berkala untuk memastikan kualitas pendanaan tetap terjaga,” katanya.
Untuk mengejar target 2025, Modalku mengandalkan strategi pengembangan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, serta memperluas jangkauan ke berbagai sektor ekonomi potensial.
Modalku juga aktif menjalin kemitraan strategis, baik dengan asosiasi bisnis maupun institusi lain yang membutuhkan akses pendanaan.
“Kami ingin menjadi mitra finansial jangka panjang bagi UKM dengan menyediakan solusi pembiayaan yang relevan, cepat, dan aman,” pungkas Arthur.
Selanjutnya: Disokong Net Buy Asing Rp 2,99 Triliun, Sell in May Terpatahkan Jadi Fly Away
Menarik Dibaca: 5 Langkah Cerdas Memulai Menabung di Tahun 2025 yang Bisa Dilakukan Siapa Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News