kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.200   -59,00   -0,36%
  • IDX 6.909   -18,45   -0,27%
  • KOMPAS100 1.005   -2,63   -0,26%
  • LQ45 769   -3,42   -0,44%
  • ISSI 227   0,12   0,05%
  • IDX30 396   -3,05   -0,76%
  • IDXHIDIV20 458   -4,29   -0,93%
  • IDX80 113   -0,29   -0,26%
  • IDXV30 113   -1,21   -1,06%
  • IDXQ30 128   -1,04   -0,80%

Bank Besutan Investor Korea Mencatatkan Kinerja Positif Hingga Mei 2025


Senin, 30 Juni 2025 / 17:39 WIB
Bank Besutan Investor Korea Mencatatkan Kinerja Positif Hingga Mei 2025
ILUSTRASI. KB Bank. Deretan bank besutan investor Korea Selatan mencatatkan kinerja yang positif sampai dengan pertengahan tahun ini atau Mei 2025.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Deretan bank besutan investor Korea Selatan mencatatkan kinerja yang positif sampai dengan pertengahan tahun ini atau Mei 2025. Saat ini, setidaknya terdapat tujuh bank di Indonesia yang dimiliki investor Korea Selatan.

Terbaru adalah PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU), lalu PT KB Bukopin Tbk. (BBKP), PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS), PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA), PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank KEB Hana Indonesia, dan PT Bank Shinhan Indonesia.

Dari tujuh bank yang dikendalikan investor Korea, enam bank telah melaporkan keuangan bulannya di Mei 2025 kecuali KB Bank yang belum melaporkan kinerja bulannya di Mei.

Baca Juga: BNI Dorong UMKM Tembus Pasar Global Lewat SFH 2025 di Korea Selatan

Lima di antara keenam bank mencetak pertumbuhan laba positif, dan satu mengalami penurunan laba.

Bank KEB Hana Indonesia misalnya mencatatkan pertumbuhan laba 35,79% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 277,07 miliar pada Mei 2025.

Begitu juga dengan OK Bank, labanya melesat 233,06% yoy mencapai Rp 47,89 miliar dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 14,38 miliar.

Lalu Bank NOBU mencatatkan pertumbuhan laba 93,24% yoy mencapai Rp 191,22 miliar. Sementara Bank Woori Saudara mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 0,89% menjadi Rp 253,50 miliar.

Adapun IBK Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan laba 9,62% yoy mencapai Rp 86,59 miliar. Berbeda dengan Bank Shinhan yang mencatatkan penurunan laba sebesar 3,61% menjadi Rp 108,14 miliar dari Mei 2024 sebesar Rp 112,18 miliar.

Dari sisi intermediasi, rata-rata kredit mereka tumbuh cukup positif bahkan ada yang mencatatkan pertumbuhan kredit di atas 10% yakni Bank IBK Indonesia, dan Bank Nobu. Adapun sisanya hanya mencatatkan pertumbuhan single digit. 

Baca Juga: BSI Perluas Bisnis Remitansi ke Korea Selatan, Incar Pasar Pekerja Migran

Sementara dari sisi aset, lima bank mencatatkan pertumbuhan aset pada Mei 2025, kecuali Bank Woori yang mencatatkan penurunan aset. Bila ditotal, jumlah aset keenam bank tersebut mencapai Rp 205,35 triliun pada Mei 2025.

Robby Mondong, Wakil Direktur Utama KB Bank juga menyatakan, hingga Mei 2025, KB Bank mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 4%–5% secara tahunan, didorong oleh segmen ritel dan wholesale.

Khususnya Korean Link, yang menjadi salah satu kekuatan utama perusahaan di pasar Indonesia.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) disebut Robby secara umum terjaga stabil, dengan pertumbuhan CASA mencapai sekitar 17%–18% dan rasio CASA yang terus meningkat hingga menembus level 30%, mencerminkan perbaikan struktur pendanaan perusahaan.

"Sementara itu, laba hingga Mei 2025 tetap tercatat positif, berbalik dari posisi rugi pada periode yang sama tahun lalu. Tren perbaikan kinerja KB Bank terus kami jaga hingga Mei 2025. Meskipun di tengah berbagai tantangan dan dinamika ekonomi global, kami tetap mencatatkan laba positif sepanjang lima bulan pertama tahun 2025," ungkap Robby kepada kontan.co.id.

Baca Juga: Pasar Makin Ramai, Begini Kinerja Bank Besutan Investor Korea di Tanah Air

Menurutnya, hal ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan untuk mencapai kinerja positif di tahun 2025 sebagai bagian dari perjalanan transformatif yang terus dijalankan oleh Perseroan.

Meskipun pihaknya menyadari bahwa tantangan global menimbulkan dinamika tersendiri terhadap industri perbankan.

Oleh karena itu, pendekatan strategi KB Bank di tahun 2025 ini adalah memberikan keseimbangan antara pertumbuhan operasional dan kontribusi non-operasional untuk menopang laba hingga akhir tahun.

"Kami masih melihat peluang untuk mencatatkan pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana secara selektif dan terukur, tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian," tambahnya.

Dalam upaya memaksimalkan kinerja di tahun ini, KB Bank akan fokus pada penguatan fundamental, meliputi efisiensi operasional, optimalisasi portofolio kredit, serta pengelolaan risiko yang lebih prudent.

Dari sisi segmentasi bisnis, strategi jangka pendek hingga menengah KB Bank adalah menjaga keseimbangan pertumbuhan antara segmen wholesale dan ritel.

Baca Juga: Inilah Deretan Investor Korea Selatan yang Bercokol di Industri Perbankan Indonesia

Robby mengatakan, pendekatan ini dinilai tepat untuk mendorong pertumbuhan yang terukur sekaligus menjaga kualitas aset di tengah kondisi pasar yang masih menantang.

OK Bank juga optimistis pada rencana bisnisnya di tahun 2025, dimana bank ini menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 10% yoy.

Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah menyatakan, bahwa perseroan melihat peluang pada pertumbuhan kredit di sektor UMKM, konsumsi, dan korporasi, terutama manufaktur pada 2025.

"Hal ini disebabkan UMKM mendapat dukungan likuiditas makroprudensial dari BI, dan sektor kredit konsumsi diperkirakan akan tumbuh karena mulai membaiknya permintaan domestik, sementara itu kredit di sektor manufaktur akan meningkat seiring dengan meningkatnya investasi dan produksi," tutur Efdinal.

Untuk menjaga pertumbuhan laba dan penyaluran kredit sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) pada tahun 2025, pihaknya menerapkan beberapa strategi, antara lain meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan layanan kepada nasabah.

Selain itu, pihaknya akan fokus pada penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas, juga memperkuat manajemen risiko untuk menjaga kualitas aset dan memastikan penyaluran kredit yang sehat.

Baca Juga: Bidik Wisatawan yang Ingin ke Korea, Line Bank Luncurkan EZCard

Tak berbeda, bank milik investor Korea lainnya yakni IBK Indonesia optimis dapat mencapai target pertumbuhan kredit di tahun 2025, dengan tetap fokus menyasar segmen korporasi khususnya di industri manufaktur. 

Direktur Utama Bank IBK Indonesia, Oh In Taek, menegaskan bahwa perseroan menargetkan laba bersih di kisaran Rp 220 miliar dan penyaluran kredit di angka Rp 13,89 triliun pada akhir 2025.

Dalam menggenjot kinerja di tahun ini, pihaknya memiliki strategi utama, yakni memperkuat fondasi untuk pertumbuhan jangka panjang. Salah satunya melalui peluncuran produk-produk sesuai kebutuhan nasabah.

“Bank kami juga berkomitmen untuk terus mengembangkan produk dan layanan digital demi memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. IBK Bank Indonesia juga berupaya untuk menjadi lebih efisien dan andal dalam menyalurkan pinjaman,” ungkap Oh In Taek.

Baca Juga: Bank Sumsel Babel telah Menyalurkan KPR untuk 1.118 Unit Rumah dengan FLPP

Minat investasi dari Negeri Ginseng terhadap industri perbankan Tanah Air memang terlihat masih tinggi. Perusahaan asuransi asal Korea Selatan Hanwha Life secara resmi mengakuisisi 40% saham Bank Nobu milik taipan James Riady.

Akuisisi Hanwha atas Bank Nobu ini akan menambah daftar panjang investor Korea di industri perbankan Indonesia. Investor dari Korea Selatan juga bergeliat berinvestasi ke sektor perbankan di Tanah Air dengan menyuntikan modal kepada anak usahanya.

Baru-baru ini, Bank Woori kembali memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang senilai US$ 500 juta dari perusahaan induknya, Woori Bank. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha utama perseroan.

Baca Juga: Kredit Kendaraan Bermotor Bank Tercatat Tumbuh Positif pada Mei 2025

Pinjaman ini juga merupakan bentuk nyata dari komitmen dan dukungan Woori Bank kepada anak usahanya dalam menjalankan usahanya di Indonesia dan turut berkontribusi dalam peningkatan stabilitas keuangan nasional.

KB Bank juga telah mendapat suntikan modal dari induk usahanya, KB Kookmin Bank Co. Ltd. baru-baru ini. Dalam hal ini, suntikan modal tersebut berupa Pinjaman Subordinasi Perpetual/Tanpa Jangka Waktu yang senilai Rp 3 triliun.

Dana ini disebut akan memperkuat permodalan KB Bank dan memberi ruang yang lebih luas untuk bertumbuh, sekaligus menjadi wujud atas keyakinan induk usaha terhadap fundamental dan prospek bisnis KB Bank.

Selanjutnya: Proyek baru, Jababeka (KIJA) Luncurkan Japanese Bizpark Pertama di Indonesia

Menarik Dibaca: Tiket Diskon KAI Terjual 1,89 Juta Kursi, Ini KA dengan Tarif di Bawah Rp 100 Ribu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×