Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas mumpuni, dan masih minimnyapermintaan kredit membuat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) belum mau melanjutkan rencana penerbitan obligasi tahun ini. Padahal bank terbesar di tanah air ini masih punya jatah penerbitan Rp 15 triliun dengan jatuh tempo penerbitan tahun ini.
“Kami masih punya plafon penerbitan, kalau dilihat dengan LDR BRI saat ini pada level 83% lebih, dengan asumsi dana pihak ketiga (DPK) tidak berubah maka tantangannya sebenarnya bukan di likudiitas melainkan pertumbuhan kredit. Sehingga sementara ini, penerbitan obligasi memang belum diperlukan,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan daring, Jumat 929/1).
BRI memang masih mengantongi jatah penerbitan Obligasi Berkelanjutan III dengan total penerbitan Rp 20 triliun sampai tahun ini. Tahap pertama telah diterbitkan Rp 5 triliun pada 2019, sementara tahun lalu tak ada penerbitan sehingga perseroan masih masih punya jatah penerbitan Rp 15 triliun.
Baca Juga: Duh! Laba BRI (BBRI) tergerus 45,8% sepanjang tahun 2020
Di sisi lain, penghimpunan dana organik BRi juga masih tumbuh mumpuni, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tumbuh 9,8% menjadi Rp 1.121,10 triliun akhir tahun lalu. Pun dana murah jadi penopang pertumbuhan dengan pertumbuhan 12,6% (yoy) menjadi Rp 668,93 triliun atau setara 59,67% dari total DPK.
Sementara dalam kesempatan serupa Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah menambahkan sampai akhir tahun ini, loan to deposit ratio (LDR) BRI pun ditargetkan akan berada pada kisaran 85%.
Selanjutnya: Bank Mandiri jadi gambaran umum menilai kinerja bank besar di tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News